Pada kongres kelompok Karen, kelompok bersenjata etnis tertua di Myanmar menyatakan mereka menolak tawaran perundingan damai dan memutuskan untuk bekerja sama dengan organisasi etnis bersenjata lainnya.

YANGON - Kelompok bersenjata etnis tertua di Myanmar, Karen National Union (KNU), yang telah bersekutu dengan Pasukan Pertahanan Rakyat anti-junta dan pemerintah bayangan, telah menolak perundingan damai yang ditawarkan oleh rezim junta militer Myanmar yang memerintah negara tersebut.

Sebelumnya pada 9 Mei lalu, junta Myanmar telah membuat proposal ketika terjadi perombakan kepemimpinan KNU selama kongres ke- 17 kelompok Karen yang berseteru dengan militer Myanmar selama lebih dari 70 tahun.

Pada kongres itu, pemimpin KNU memutuskan bahwa organisasi dan sayap bersenjatanya, Karen National Liberation Army (KNLA), akan bergabung dengan kelompok bersenjata lain yang telah memberontak melawan junta.

"KNU mengatakan akan melawan kediktatoran militer dan bekerja sama dengan organisasi etnis bersenjata lainnya, kekuatan demokrasi dan orang-orang yang telah berjuang untuk pembentukan serikat demokratis federal dan untuk demokrasi, kesetaraan dan otonomi," lapor kantor beritaRFA, Rabu (17/5). SB/RFA/I-1

Baca Juga: