Kelangkaan pertalite akibat adanya migrasi menyusul kenaikan harga pertamax hampir 40 persen bisa memacu inflasi bulan ini, menyusul kenaikan PPN dan peningkatan konsumsi selama Ramadan.

JAKARTA - Semenjak PT Pertamina (Persero) menaikkan harga Pertamax mulai 1 April lalu, terjadi kelangkaan pertalite di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Kondisi ini membebani masyarakat golongan bawah yang selama ini bergantung pada bahan bakar minyak (BBM) penugasan tersebut karena terpaksa mengonsumsi produk mahal, pertamax.

Dampak dari kenaikan harga energi, inflasi Ramadan bakal sangat tinggi. Terlebih lagi, dengan terjadinya kelangkaan solar subsidi dan pertalite di banyak wilayah. Tanpa kenaikan harga energi saja, harga berbagai barang kebutuhan pokok sudah pasti naik selama Ramadan. Apalagi, dengan kenaikan harga energi ditambah kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 11 persen.

M. Rifai, petugas SPBU di Jalan Santosa Raya, Depok, Jawa Barat, membenarkan kelangkaan tersebut. Dia mengatakan stok pertalite di SPBU tempatnya bertugas memang tidak pernah habis karena begitu akan habis ditambahkan lagi stoknya.

"Tapi memang ada juga SPBU yang begitu stoknya habis, gak ditambah lagi. Stoknya sesuai kuota. Kalau habis, tidak otomatis kuotanya ditambah," paparnya pada Koran Jakarta, Minggu (3/4).

Kelangkaan pertalite ini terjadi di sejumlah SPBU yakni di Bintaro Jawa Barat dan juga SPBU milik Pertamina di Jln Raya Bogor, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Pada Jumat (1/4) malam lalu, antrean kendaraan mengular untuk mendapatkan BBM.

Uniknya, kelangkaan pertalite terjadi ketika Direksi Pertamina turun ke daerah-daerah memastikan stok BBM aman. Kunjungan secara serentak dilakukan oleh seluruh Direksi Pertamina, yaitu Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati di wilayah Jambi dan Sumatera Selatan, Direktur Logistik dan Infrastruktur, Mulyono di beberapa wilayah di Sumatera Utara, Direktur Strategi Portofolio dan Pengembangan Usaha (SPPU) Iman Rachman di beberapa wilayah di Riau, dan sejumlah direksi lainnya wilayah berbeda.

"Kita memastikan suplai BBM berjalan dengan baik menjelang bulan Ramadan. Dengan adanya peningkatan kegiatan bisnis yang terjadi di Jambi, kita juga melakukan antisipasi terhadap kebutuhan BBM," kata Nicke.

Sementara itu, Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina, Mulyono, yang juga merupakan Ketua Satuan Tugas Khusus Ramadan dan Idul Fitri (RAFI) Pertamina, pada kunjungannya ke sejumlah SPBU dan Fuel Terminal (FT) Medan Group, menyatakan untuk mengantisipasi terjadinya arus mudik dan peningkatan kebutuhan BBM, pihaknya juga akan menyiapkan layanan-layanan tambahan berupa SPBU Siaga, mobil tangki siaga, motorist, SPBU Kantong, dan rest area yang dilengkapi fasilitas kesehatan bagi para pemudik di beberapa titik jalur mudik.

Pacu Inflasi

Sementara itu, Peneliti Ekonomi Indef, Nailul Huda, mengatakan kelangkaan pertalite sudah bisa diprediksi sebelumnya. Ketika harga sebuah barang naik, dipastikan akan terjadi migrasi konsumsi ke barang substitusinya. Dengan kenaikan harga pertamax hampir 40 persen, banyak konsumen akan berpindah ke barang murah, yaitu pertalite.

"Akibatnya, masyarakat kelas bawah menanggung beban yang tak seharusnya. Mereka harus bersaing dengan masyarakat kelas menengah/ atas yang pindah konsumsi dari pertamax ke pertalite," ujarnya.

Masalah ini, lanjut Huda, tentu akan berdampak terhadap kenaikan harga distribusi barang, termasuk pangan karena ada proses distribusi di situ.

Baca Juga: