Kelahiran prematur menjadi penyebab utama kematian pada anak di bawah usia 5 tahun secara global. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat sekitar 1 juta anak meninggal setiap tahun akibat komplikasi kelahiran prematur. Hal ini tentu menjadi peringatan mengingat angka kelahiran prematur di dunia cukup tinggi, dengan 15 juta kelahiran dini setiap tahun. Dengan kata lain satu dari setiap sepuluh bayi di dunia lahir dalam keadaan prematur.
Kelahiran prematur merupakan kondisi ketika bayi lahir terlalu dini, yakni tiga minggu sebelum tanggal perkiraan kelahiran bayi. Dengan kata lain, kelahiran prematur adalah kelahiran yang terjadi sebelum awal minggu ke-37 kehamilan. Kelahiran prematur dapat dibedakan menjadi beberapa sub-kategori yang didasarkan pada masa kehamilan, antara lain: prematur terlambat (late preterm) yang lahir antara 34 dan 36 minggu kehamilan; cukup prematur (moderately preterm) yang lahir antara 32 dan 34 minggu kehamilan; sangat prematur (very preterm) yang lahir kurang dari 32 minggu kehamilan; dan prematur ekstrim (Extremely preterm) yang lahir pada atau sebelum 25 minggu kehamilan.
Meskipun tidak semua bayi prematur mengalami komplikasi, kelahiran terlalu dini dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka pendek dan jangka panjang. Umumnya, semakin dini bayi lahir, semakin tinggi risiko komplikasi. Biasanya, komplikasi prematuritas bervariasi. Namun, semakin dini bayi Anda lahir maka akan semakin tinggi risiko komplikasinya.
Menurut Mayo Clinic, bayi prematur mungkin mengalami kesulitan bernapas karena sistem pernapasan yang belum matang. Jika paru-paru bayi kekurangan surfaktan atau zat yang memungkinkan paru-paru mengembang, ia mungkin mengalami sindrom gangguan pernapasan bahkan kelainan paru-paru karena organ vital itu tidak dapat mengembang dan berkontraksi secara normal.
Bayi prematur juga mungkin lahir dengan masalah jantung, seperti Patent ductus arteriosus (PDA). Melansir American Heart Association (AHA), PDAadalah kondisi ketika pembuluh darah yang menghubungkan aorta dan arteri paru tetap terbuka setelah bayi lahir. Meskipun kelainan jantung ini sering menutup dengan sendirinya, jika tidak ditangani dapat menyebabkan murmur jantung, gagal jantung, serta komplikasi lainnya.
Tak hanya itu, semakin dini bayi lahir maka semakin besar risiko pendarahan di otak yang dikenal dengan intraventricular hemorrhage. Sebagian besar perdarahan bersifat ringan dan sembuh dalam jangka pendek. Tetapi beberapa bayi mungkin mengalami pendarahan otak yang lebih besar yang menyebabkan cedera otak permanen. Selain itu, bayi prematur mungkin mengalami masalah kontrol suhu, hipotermia, masalah pencernaan, penyakit kuning, masalah metabolisme, dan masalah sistem imun. Sementara pada jangka panjang, kelahiran prematur bisa menyebabkan masalah penglihatan, masalah pendengaran hingga masalah kesehatan kronis.
Penyebab Kelahiran Prematur
Menurut WHO, kelahiran prematur terjadi karena berbagai alasan. Sebagian besar kelahiran prematur terjadi secara spontan, namun beberapa disebabkan oleh alasan medis seperti infeksi, atau komplikasi kehamilan lainnya yang memerlukan induksi persalinan dini atau kelahiran caesar. Kelahiran prematur juga bisa dipicu oleh sejumlah kondisi kronis seperti diabetes dan tekanan darah tinggi. Namun, seringkali tidak ada penyebab yang teridentifikasi. Atas dasar itu, diperlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan penyebab dan mekanisme kelahiran prematur.
Kabar baiknya, kematian dan komplikasi dari kelahiran prematur dapat dicegah dengan menjaga kehamilan yang sehat. Pedoman perawatan antenatal WHO menyarankan para wanita hamil untuk mengikuti konseling tentang nutrisi optimal, menghindari tembakau, serta rutin memeriksa kesehatan janin. Termasuk penggunaan ultrasonografi dini untuk membantu menentukan usia kehamilan dan mendeteksi kehamilan ganda.