“Ini adalah kesempatan emas bagi kita untuk menunjukkan keramahan Indonesia yang sesungguhnya. Mari kita buktikan bahwa orang Indonesia selalu ramah dalam menerima tamu, siapa pun mereka."

JAKARTA - Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar, menyatakan kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia menjadi simbol toleransi, khususnya bagi umat islam dan katolik. Adapun pada awal September, Paus Fransiskus akan datang ke Indonesia dan rencananya akan juga mengunjungi Masjid Istiqlal.

"Istiqlal dan Katedral tidak hanya simbol toleransi Islam dan Katolik, tetapi juga agama lain, karena sesungguhnya secara reguler di Istiqlal maupun Katedral kita sering melakukan dialog antar agama," ujar Nasaruddin, usai Seminar Keberagaman di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, di Jakarta, Rabu (28/8).

Dia menyebut, sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki tanggung jawab besar untuk menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang damai dan menghormati perbedaan. Menurutnya, momen kedatangan Paus Fransiskus harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

"Ini adalah kesempatan emas bagi kita untuk menunjukkan keramahan Indonesia yang sesungguhnya. Mari kita buktikan bahwa orang Indonesia selalu ramah dalam menerima tamu, siapa pun mereka," jelasnya.

Rektor Unika Atma Jaya, Yuda Turana, menerangkan, pihaknya menggelar seminar nasional yang berjudul "Agama dan Kemanusiaan: Lintas Keyakinan Menuju Persaudaraan Sejati" untukmenyambut kunjungan kenegaraan Paus Fransiskus ke Indonesia.

Pihaknya akan selalu mengedepankan nilai-nilai intinya juga selalu menanamkan prinsip persaudaraan sejati dan menghargai setiap perbedaan yang ada.

Dia menambahkan, kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia membawa pesan iman, persaudaraan dan kasih. Pesan tersebut harus dijaga dan dirawat di negeri Indonesia yang memiliki masyarakat yang beragam suku budaya maupun agamanya.

"Kedatangan Paus Fransiskus diharapkan semakin menguatkan Bangsa Indonesia untuk membangun negara dalam semangat persaudaraan sejati," katanya.

Uskup Keuskupan Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo menyampaikan, pentingnya memperkuat persaudaraan serta berujung pada tindakan nyata, terutama terhadap sesama dan lingkungan. Menurutnya, masalah lingkungan yang kompleks menuntut kita untuk menggabungkan berbagai ilmu disiplin, didukung oleh kekuatan doa, dan diwujudkan dalam tindakan nyata.

"Dengan demikian, kita tidak hanya menjadi umat beriman yang taat, tetapi juga menjadi warga yang bertanggung jawab," ucapnya.

Baca Juga: