DILI - Pemimpin Gereja Katolik Seluruh Dunia, Paus Fransiskus, pada Senin (9/9), tiba di Timor Leste dengan sambutan bak bintang rock. Separuh warga dari negara dengan masyarakat mayoritas beragama Katolik ini diperkirakan akan mengikuti misa akbar yang dipersembahkan oleh Paus Fransiskus.

Dikutip dari Yahoo News, umat Katolik sangat ingin bertemu Paus Fransiskus saat ia menuju negara termuda di Asia ini untuk melakukan ziarah dari kota-kota yang jauh dan penyeberangan selama berjam-jam di perbatasan dengan Indonesia.

Puluhan ribu orang berbaris di jalan-jalan Ibu Kota Dili, melambaikan bendera dan payung berwarna Vatikan sambil berteriak ketika pria berusia 87 tahun itu diantar melalui jalan-jalan dengan diapit oleh petugas keamanan.

Ia tampak bersemangat setelah mendarat dari Papua Nugini dalam rangka perhentian ketiga dari tur Asia-Pasifik yang melelahkan selama 12 hari, melambaikan tangan dan tersenyum kepada segerombolan umat yang berusaha melihatnya.

"Ini akan menjadi momen yang membanggakan bagi saya dan keluarga, saya pikir juga bagi seluruh rakyat Timor-Leste," kata Nunsia Karmen Maya yang berusia 42 tahun sambil menunggu.

Paus diberi hadiah selendang tradisional setelah tiba di hadapan barisan kehormatan dan sambutan dari Presiden Jose Ramos-Horta di Bandara Dili, yang telah ditutup untuk penerbangan sipil selama tiga hari.

Ia akan menyampaikan pidato di hadapan pejabat dan diplomat Timor Leste pada Senin malam, tetapi puncak acara lawatannya adalah misa besar pada Selasa, yang diperkirakan akan dihadiri 700.000 jamaah.

Di kota tepi laut kecil yang diapit oleh pegunungan dan perairan biru kehijauan Selat Ombai, perayaan atas kunjungan tiga hari sudah berlangsung meriah.

Merelokasi Warga

Kota tersebut telah mengalami renovasi yang mahal sebelum kunjungan tersebut dan pihak berwenang telah merelokasi para penghuni jalanan yang miskin, termasuk pedagang di daerah-daerah yang akan dikunjungi Fransiskus, yang memicu kritik di media sosial.

Kelompok hak asasi manusia mengatakan beberapa rumah darurat yang dibangun oleh warga miskin dihancurkan sebagai persiapan untuk misa. Pemerintah mengatakan rumah-rumah itu dibangun secara ilegal.

Perdana Menteri Xanana Gusmao menyapu jalan bersama penduduk setempat untuk membantu membersihkan kota sebelum kedatangan Paus.

Timor Leste memiliki sejarah yang kompleks yang ditandai oleh penjajahan Portugis selama berabad-abad, pendudukan selama puluhan tahun oleh negara tetangga Indonesia, dan referendum yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memungkinkannya melepaskan diri.

Paus Fransiskus adalah Paus pertama yang mengunjungi negara itu, tempat sekitar 98 persen dari 1,3 juta penduduk beragama Katolik, sejak kemerdekaannya lebih dari dua dekade. antara masalahnya, Timor Leste menderita korupsi, kekerasan berbasis gender, kekerasan dalam rumah tangga terhadap penyandang disabilitas, dan pekerja anak.

Namun, isu paling sensitif yang dihadapi Paus adalah kasus pelecehan anak yang dikaitkan dengan pendeta dalam beberapa tahun terakhir. Kelompok advokasi telah meminta Paus Fransiskus untuk berbicara tentang masalah ini, tetapi jadwal resminya saat ini tidak mencakup acara dengan para korban.

Kasus-kasus itu termasuk Uskup pemenang Nobel Carlos Ximenes Belo, yang diam-diam dihukum oleh Vatikan atas tuduhan melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak selama puluhan tahun.

Penduduk setempat mengatakan mereka ingin Paus membawa pesan keharmonisan, seperti yang dilakukannya di Indonesia minggu lalu.

"Saya berharap melalui kunjungan ini Papa Francisco akan membawa pesan perdamaian," kata Francisco Amaral da Silva, seorang dosen berusia 58 tahun.

Jadwal Fransiskus mencakup pertemuan dengan para Jesuit, anak-anak, dan umat Katolik. Bukan hanya warga Timor dari seluruh negeri yang akan bergabung dalam misa besar tersebut, yang akan diadakan di daerah lahan basah luas yang dikenal sebagai Tasitolu.

Baca Juga: