Meski memiliki ribuan pulau Indonesia tidak banyak memiliki atol. Salah satu gugusan atol yang paling menonjol adalah Taka Bonerate yang menawarkan keindahan alam dan kekayaan budaya masyarakat.

Orang sering berpikir untuk melihat atol harus pergi ke Maladewa atau ke negara-negara kepulauan di Samudra Pasifik. Meski tidak banyak tapi ternyata Indonesia memiliki atol yang juga sangat indah di Kepulauan Taka Bonerate, di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.

Pertanyaannya adalah apakah atol itu? Menurut National Geographic Society, atol adalah gugusan terumbu karang yang berbentuk cincin, pulau, atau serangkaian pulau. Di tengah atol terdapat laguna atau perairan yang cenderung dangkal.

Atol selalu menyuguhkan pemandangan unik ketika dilihat dari atas. Coba ketik kata "Maladewa" di Google Map. Hasilnya akan terlihat gugusan terumbu karang yang mengelilingi laguna di tengahnya, dan kadang juga pada lingkaran itu itu terbentuk pulau-pulau.

Karena terbentuk dari terumbu karang, atol hanya terbentuk di wilayah dengan suhu air hangat, atau berada di wilayah tropis dan subtropis. Ini terlihat dari distribusi atol di seluruh dunia yang berada di kawasan itu di Samudra Pasifik dan Hindia.

Atol paling utara di dunia adalah Kure Atoll di 28 lintang utara, bersama dengan atol lain di Kepulauan Hawaii Barat Laut. Atol paling selatan di dunia adalah Elizabeth Reef di 29 derajat lintang selatan, dan Middleton Reef di 29 lintang selatan di Laut Tasman.

Meski berada wilayah tropis Indonesia kurang memiliki banyak atol. Namun demikian atol Taman Nasional (TN) Taka Bonerate salah salah satu atol yang dimiliki dengan luas 220.000 hektare dari luas total terumbu karang mencapai 500 hektare. Luas atol tersebut diklaim terluas nomor tiga di dunia setelah Kwajalein di Kepulauan Marshall dan Suvadiva di Kepulauan Maladewa.

Taman nasional tersebut memiliki 15 pulau yang dikelilingi oleh terumbu karang. Di antara pulau-pulau gosong karang, terdapat selat-selat sempit yang dalam dan terjal. Sedangkan pada bagian permukaan rataan terumbu, banyak terdapat kolam-kolam kecil dalam, dan dikelilingi oleh terumbu karang.

Pada saat air surut terendah, terlihat dengan jelas daratan kering dan diselingi genangan air yang membentuk kolam-kolam kecil. Sebaliknya ketika air pasang karang-karang tersebut seperti menghilang tak berbekas.

Kekayaan Bawah Laut
Hasil penelitian menyebutkan, perairan Taka Bonerate menyimpan 261 karang dari 17 jenis famili yang sudah teridentifikasi. Di antaranya Pocillopora eydouxi, Montipora danae, Acropora palifera, Porites cylindrica, Pavona clavus, Fungia concinna, dan lain-lain. Sebagian besar jenis-jenis karang tersebut telah membentuk terumbu karang atol atau barrier reef dan terumbu tepi atau fringing reef.

Di sana juga terdapat sekitar 295 jenis ikan karang yang bernilai ekonomis tinggi. Bukan hanya itu karangnya yang terjaga membuat ikan-ikan predator hadir seperti kerapu (Epinephelus spp), cakalang (Katsuwonus spp), napoleon wrasse (Cheilinus undulatus), dan baronang (Siganus sp).

Ada 244 jenis moluska atau hewan lunak yang mudah dijumpai, di antaranya lola (Trochus niloticus), kerang kepala kambing (Cassis cornuta), triton (Charonia tritonis), batulaga (Turbo spp), kima sisik (Tridacna squamosa), kerang mutiara (Pinctada spp), dan nautilus berongga (Nautilus pompillius).

Di kawasan yang diusulkan menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO sejak 2005 terdapat juga jenis penyu hewan yang jadi hewan dilindungi itu, di perairan yang kaya itu seperti penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), dan penyu lekang (Dermochelys coriacea).

Kekayaan bawah laut dan pulau-pulau berpasir putih, menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk menyelam, snorkeling, menjelajahi antarpulau (hopping island), hingga menikmati matahari terbit atau tenggelam hingga melihat benda langit di malam hari (stargazing).

Baca Juga: