Kementerian Pertahanan (Kemhan) memborong 42 pesawat tempur generasi 4,5 Dassault Rafale dari Perancis. Dari total 42 pesawat yang akan dibeli, telah ditandatangani terlebih dahulu kontrak kerja sama pembelian enam jet tempur.

Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengatakan pembelian jet tempur tersebut setelah menerima kunjungan kehormatan Menteri Angkatan Bersenjata Republik Prancis Florence Parly di Kantor Kemhan, Jakarta, Kamis (10/2).

"Kita rencananya akan mengakuisisi 42 pesawat Rafale. Kita mulai hari ini dengan tanda tangan kontrak pertama untuk enam pesawat," kata Prabowo, dikutip Rabu (16/2).

Nantinya, kata Prabowo, akan disusul kontrak pembelian untuk 36 jet tempur lagi dengan dukungan latihan persenjataan dan simulator-simulator yang dibutuhkan.

Selain itu, kerja sama antara Dassault dan PT DI untuk maintance, repair, dan overhaul pesawat-pesawat Prancis di Tanah Air, seperti Rafale, helikopter Caracal, dan lainnya. Ini termasuk MoU kerja sama di bidang telekomunikasi antara PT LEN dan Thales Group serta kerja sama pembuatan amunisi kaliber besar antara PT Pindad dan Nexter Munition.

"Kerja sama PT Pindad untuk manufacturing amunisi guna keperluan persenjataan darat dan amunisi kaliber besar," ujar Prabowo.

Adapun alasan mengapa Prabowo memilih jet tempur Rafale untuk memperkuat TNI AU. Tak hanya faktor geopolitik, Prancis juga menjanjikan transfer teknologi, serta kerja sama jangka panjang dengan melibatkan komponen bahan baku berupa kandungan dalan negeri hingga 20 persen.

Berdasarkan data-data yang dikutip dari Kementerian Pertahanan (Kemhan), Rafale memiliki sejumlah kecanggihan. Jet tempur satu ini merupakan generasi 4,5 yang memiliki rentang sayap 10.90 meter, panjang 15.30 meter, dan tinggi 5.30 meter.

Kemudian, Rafale mampu melesat dengan kecepatan hingga 1.8 march atau 750 knot serta mampu terbang di atas ketinggian maksimal 50.000 kaki (feet). Kemampuan manuver Rafale semakin garang karena dilengkapi dengan radar canggih Active Electronically Scanned Array (AESA) RBE2.

Dari segi persenjataan, jet tempur ini dilengkapi berbagai jenis senjata, seperti rudal tempur dan pertahanan diri The MICA, rokter jarak jauh meteor. Kemudian, Hight Agile and Manoeuvrable Munition Extended Range (HAMMER) yang menjadi seri senjata presisi berpemandu udara ke darat bertenaga roket, dilengkapi dengan GPS dan inframerah.

Selain itu, Rafale juga membawa rudal udara bertenaga ram-jet, rudal jarak jauh SCALP dan rudal anti kapal AM39 Excocet. Terdapat juga bom berpemandu laser dengan hulu ledak mulai dari 500-2.000 pon. Terakhir, terdapat meriam internal 2.500 putaran/menit Nexter 30M791 30 mm tersedia di tipe tempat duduk tunggal dan dua tempat duduk.

Semua kecanggihan tersebut dinilai mampu meningkatkan serangan udara. Kecanggihan teknologi dan persenjataan yang ada di Rafale disebut-sebut lebih unggu dibandingkan pesawat tempur J-20 asal Tiongkok.

Berdasarkan data yang dirilis dari website Dassault Aviation, Indonesia menambah daftar panjang negara yang menggunakan Rafale. Sebelumnya terdapat beberapa negara yang menggunakan jet tempur satu ini, seperti negara asal Rafale yakni Prancis, Qatar, Mesir, India, Uni Emirate Arab, dan Yunani.

Baca Juga: