Wisata kebun raya yang sarat edukasi bisa menjadi pilihan melewatkan libur Lebaran tahun ini. Kebun Raya Cibodas misalnya, menawarkan udara sejuk, pemandangan alam yang menawan, dan wawasan tentang konservasi tumbuhan.

Wisata kebun raya yang sarat edukasi bisa menjadi pilihan melewatkan libur Lebaran tahun ini. Kebun Raya Cibodas misalnya, menawarkan udara sejuk, pemandangan alam yang menawan, dan wawasan tentang konservasi tumbuhan.

Kebun Raya Cibodas (KRC) bisa dipilih menjadi destinasi liburan Lebaran untuk melepas penat. Berada di Kompleks Hutan Gunung Gede dan Gunung Pangrango, Desa Cimacan, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, lokasi tersebut menawarkan pemandangan, kesejukan udaranya, juga pengetahuan terkait pelestarian tumbuhan.

Dari tempat ini pemandangan Gunung Gede dan Gunung Pangrango terlihat tinggi menjulang memperindah lanskap hutan, dan padang rumput, dan juga kolam air. Apalagi tempat ini memiliki curug atau air terjun dan beragam taman konservasi tumbuhan secara tematik.

Dengan luas 8.499 hektare, KRC memiliki topografi bergelombang dan berbukit-bukit dengan ketinggian antara 1.300 hingga 1.425 meter di atas permukaan laut (mdpl). Suhunya rata-ratanya yang 20,06 derajat Celsius, dengan kelembaban 80,82 persen.

Didirikan pada tanggal 11 April 1852 oleh ahli botani Johannes Ellias Teijsmann, KRC memiliki lima pilar yaitu konservasi, wisata alam, edukasi, jasa lingkungan dan penelitian. Pilar konservasi berupa pelestarian jenis tumbuhan secaraex situatau konservasi di luar habitat asli.

Pelestarianex situberupa konservasi yang melindungi spesies tumbuhan dan hewan langka dengan mengambil dari habitat yang tidak aman atau terancam dengan ditempatkan ke pada lokasi tertentu dengan perlindungan manusia. Cara konservasi tumbuh seperti ini berupa kebun raya, dan kebun koleksi.

Tumbuhan yang ada sebagai koleksi rujukan yang bernilai ilmiah tinggi pengembangan potensi guna pemanfaatan secara berkelanjutan. Selain itu dijadikan cadangan (back up) penting bagi upaya pemulihan jenis-jenis tumbuhan terancam kepunahan serta pemulihan lahan-lahan terdegradasi.

Pilar wisata alam dari KRC berupa menciptakan wisata alam yang memiliki muatan ilmu pengetahuan, sekaligus juga menyegarkan dan inspiratif untuk mendukung kehidupan sosial kemasyarakatan yang lebih baik.

Pilar edukasi berupa menyajikan informasi terkait botani, konservasi, lingkungan dan pemanfaatan tanaman, serta merangsang kesadaran, kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian tumbuhan.

Pilar jasa lingkungan dilakukan dengan memberi dampak ekologis bagi peningkatan kualitas lingkungan yang meliputi tata air, keanekaragaman hayati, penyerapan karbon dan keindahan lanskap.

Sedangkan pilar penelitian berupa pelaksanaan dan memfasilitasi berbagai kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang konservasi, domestik dan reintroduksi tumbuhan serta botani ekonomi.

Koleksi Tanaman

KRC memiliki beragam koleksi tanaman, seperti anggrek (122), kaktus (95), koleksiNepenthaceaeatau kantong semar (46), paku-pakuan (101), sukulen (68), tamangesneriaceaeatau tumbuhan berbunga (18), dan taman liana (31).

Koleksi KRC ada yang memiliki umur mencapai 157 tahun yaituAraucaria Bidwillii Hookatau yang dikenal dengan nama bunya-bunya. Tanaman ini ditanam pertama kali pada 1866 sekaligus menjadi koleksi tanaman tertua.

NamaAraucariadiambil dari nama sebuah provinsi di Cile yang bernama Arauco, sedangkan nama jenisbidwilliidiambil dari nama John Carne Bidwill, seorang ahli botani Inggris. Sedangkan tempat asal tanaman ini adalah Queensland, Australia.

Nama bunya-bunya diberikan oleh suku asli Australia yaitu Aborigin. Tanaman ini juga punya beberapa nama lain seperti, Banza-tunza, Banua-tunya, boonya, bunyi, bahnua, bon-yi, bunya bunya, bunnia, bunya-bunya, dan bonyi-bonyi.

Di KRC memiliki beberapa taman tematik diantaranya taman lumut. Di sini terdapat 235 koleksi tumbuhan tumbuhan tingkat rendah yang umumnya berwarna hijau dan berukuran kecil. Lumut ataubryophytabiasanya dapat hidup di berbagai substrat seperti bebatuan, kayu, pepohonan, dan tanah.

Beberapa jenis lumut yang dapat ditemukan dalam taman lumut di antaranya dari kelompok lumut daun (Bryum billardieri,Fissidens spp.,Hypnodendron sp.,Hypopterygium ceylanicum,Leucobryum javense,Plagiomnium succulentum,Rhodobryum giganteum, dan lainnya), lumut hati (Bazzania spp.,Cyathodium foetidissimum,Dumortiera hirsuta,Frullania sp.,Marchantia spp.,Plagiochila sp., dan sebagainya).

Taman tematik selanjutnya adalah Taman Rhododendro. Diresmikan pada 2002 atas inisiator kepala KRC kala itu yaitu Drs R Subekti Purwantoro. Taman seluas 5.000 meter persegi dibangun untuk mengoleksikan berbagai tanaman Rhododendron yang ada di KRC yang berasal dari berbagai daerah dan negara.

Rhododendron atau orang sering menyebutnya dengan Azalea ini merupakan tanaman berbentuk semak. Ketinggian di bawah satu meter dan hidup ditempat yang beriklim sedang di ketinggian antara 800-2400 mdpl.

Pada saat itu ada 3 jenis Rhododendron yang ditanam yaituRhododendron javanicumdari Jawa,Rhododendron macgregoriaedari Papua, danRhododendron mucronatumdari Jepang.Rhododendron javanicum(Azalea Jawa), memiliki bunga orange dengan struktur bunganya yang cantik dan tahan rontok hingga satu pekan meskipun telah dipotong.

Taman tematik selanjutnya adalah Taman Paku-pakuan. Dengan luas 2.000 meter persegi taman ini memiliki 104 jenis tanaman paku. Sebagian besar tumbuhan paku atauPteridophyta, yang ada umumnya berasal dari Pulau Jawa.

Tumbuhan yang berkembang dengan spora dapat dimanfaatkan sebagai tanaman hias sepertiPlatycerium nidus(paku tanduk rusa),Asplenium nidus(paku sarang burung) danSelaginella sp(paku rane). Ada juga yang dimanfaatkan sebagai sayuran, yakni pakuDiplazium proliferumdimana tunas paku yang tumbuh di atas daun bisa ditumis.

Di KRC terdapat rumah kaca yang letaknya berada di dekat kolam. Tempat ini menjadi tempat bagi proses pembibitan tanaman di kawasan kebun raya. Rumah kaca ini menyimpan berbagai jenis tanaman kaktus dan anggrek bahkan beberapa tanaman langka bisa dilihat. Setidaknya ada sekitar 4 ribuan contoh tanaman, ada 350 jenis kaktus dan 360 tanaman anggrek yang tersimpan di rumah kaca ini.

Jangan lupa mampir ke lokasi bunga bangkai yang dekat dengan rumah kaca ini. Selain taman-taman, Kebun Raya Cibodas juga mengoleksi bunga bangkai (Amorphophallus titanum Becc). Bunga ini pertama kali ditanam di Cibodas pada 2000. Pertama kali bunga bangkai berbunga yaitu pada 2003 dengan tinggi bunga mencapai 3,17 meter.

Tanaman ini memiliki 3 siklus hidup yaitu masa daun, masa dorman/istirahat, dan masa bunga. Tanaman ini hanya dapat berbunga dalam kurun waktu sekitar 4 tahun sekali sehingga wisatawan perlu mendapatkan mencari informasi kapan bunga tersebut mekar.

Sementara itu Taman Liana merupakan taman yang dibangun untuk pelestarian tumbuhan liana di area seluas 1.200 meter persegi. Liana adalah tumbuhan yang berakar pada tanah, namun batangnya membutuhkan penopang dari tumbuhan lain agar menjulang ke atas sehingga daunnya dapat memperoleh cahaya matahari yang cukup.

Keberadaan liana di hutan merupakan salah satu ciri khas hutan hujan tropis, dimana liana dapat tumbuh besar dan membentuk lapisan tajuk di hutan. Koleksi tanaman liana di KRC merupakan hasil kegiatan eksplorasi dari kawasan Aceh, Bengkulu, Jambi, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Tengah.Dari jenis koleksi tersebut 40-50 persen tanaman liana memiliki fungsi sebagai obat tradisional.

Beberapa koleksi menarik dalam taman liana yaituKadsura scandens(Blume)blumeasal Aceh,Schefflera aromatica(Blume)harmsasal Jambi,Smilax zeylanica L.asal Sumatera Barat danRubus moluccanus L.asal Jawa Barat.

Kadsura menjadi salah satu koleksi menarik di Taman Liana karena sulit diidentifikasi di alam. Tanaman liana jenis Kadsura daunnya berbentuk hati, buahnya berwarna merah, berbiji banyak dan merambat di pohon. Tumbuhan ini kerap digunakan sebagai obat untuk perempuan yang baru saja melahirkan.

Selain taman-taman tematik KRC juga memiliki area bermain untuk anak-anak, tempat makan, musala, kamar mandi dan toilet umum,shelter, pendopo, teater alam terbuka. Bagi penyuka kemah tersediacamping groundseluas 3 hektare yang bisa menampung sekitar 200 tenda kemah.

Untuk mengelilingi KRC yang sangat luas itu tersediashuttle busyang akan mengelilingi lokasi yang bisa dijangkau. Tarifnya sebesar 15.000 rupiah per orang untuk hari biasa dan 25.000 rupiah untuk akhir pekan. Selain bus tersedia mobil golf dengan tarif 150.000 rupiah per jam.

KRC buka setiap hari mulai pukul 08:00 hingga 16:00 WIB. Tiket masuknya sebesar 15.500 rupiah untuk hari biasa dan 25.500 akhir pekan. Untuk pengunjung membawa sepeda dikenakan tiket masuk seperti 15.000 untuk hari biasa dan 20.000 akhir pekan. hay/I-1

Baca Juga: