Pemerintah kembali memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 Jawa-Bali hingga 2 Agustus 2021 nanti.

Salah satu peraturan yang berbeda dengan PPKM sebelumnya, kali ini ada beberapa peraturan baru yang disebut lebih longgar yakni diperbolehkannya makan di warung.

Namun, dengan syarat yaitu dengan tetap mematuhi protokol kesehatan dan batas waktu makan maksimal 20 menit.

Peraturan batas makan di warung makan 20 menit ini kemudian ramai dibahas warganet dan menuai beragam reaksi dari publik.

Bahkan, di media sosial beredar meme-meme yang berisi peraturan makan maksimal 20 menit.

Menanggapi ramainya meme lucu soal makan 20 menit, Penyanyi sekaligus produser dan dokter bedah plastik, Teuku Adifitrian, atau disapa dr. Tompi kembali angkat bicara dan menanggapi kebijakan pemerintah yang kini ramai diperbincangkan.

Melalui cuitan terbarunya di akun Twitter pribadinya, dr. Tompi menyebut soal sikap dan kebiasaan masyarakat Indonesia memang suka bercanda. Bahkan, persoalan makan 20 menit saja dijadikan bahan lelucon.

"Makan 20 menit aja dijadikan bahan lelucon, memang kita ini seneng bercanda," tulis Tompi.

Meski demikian, dr. Tompi menjelaskan maksud dan tujuan dari adanya kebijakan pemerintah tersebut bukan batas waktu yang menjadi sorotan. Namun, seharusnya menjadi sorotan publik adalah tidak perlu berlama-lama di warung makan untuk menghindari tertular virus corona.

"Terlepas dari itu, saya menangkap maksud dari makan 20 menit itu bukan masalah waktunya. Tapi penekanan 'jangan berlama-lama, mengurangi resiko tertular, biar hidup lebih lama" lanjutnya.

Dalam kalimat terakhir cuitan, dr. Tompi mengingatkan pada masyarakat untuk tidak kebablasan saat bercanda di tengah kondisi pandemi seperti ini.

"Bercanda boleh, tapi jangan kebablasan," katanya

Tompi pun mengajak masyarakat agar tetap fokus menghentikan penularan virus corona dan berhenti menghujat dan mencari sisi negatif dari berbagai upaya yang dilakukan pemerintah.

"Ayolah energinya kita habiskan buat sama-sama menghentikan penularan covid ini. Daripada habis untuk menghujat dan nyari negatifnya mulu." tuturnya

Sebab, menurutnya yang terpenting saat adalah kompak, seirama, dan satu suara dalam menerapkan kebijakan PPKM demi menghentikan penularan Covid-19.

"Katanya udah capek sama keadaan begini. Kalau nggak bareng dan seirama nggak bakalan beres," pungkasnya.

Baca Juga: