Pernyataan itu disampaikan kepada Direktur Utama Perumda Pasar Jaya Arief Nasrudin saat meninjau pemberlakuan sistem ganjil-genap yang dimulai Senin pagi ini.

"Kalau sistemnya ganjil-genap, seperti tomat, daun bawang dan sayur-sayuran lainnya otomatis busuk Pak, tidak ada yang mau beli," kata pedagang sayur Sri Pujiati.

Menurut Sri pembatasan operasional pedagang membuat separuh dari total 1.000 lebih pedagang hanya diperbolehkan tiga kali berdagang dalam sepekan.

Sementara dagangan sayur mayur yang distok pedagang harus dijual pada hari yang sama agar tetap segar saat dikonsumsi pembeli.

Pedagang lainnya Ismah menginginkan operasional pedagang tetap diberlakukan secara normal setiap hari. "Enggak apa-apa, saya juga patuh kok sama protokol kesehatan, pakai masker, face shield, cuci tangan," katanya.

Pedagang juga mempertanyakan fakta terkait 18 rekan seprofesi mereka yang dinyatakan positif COVID-19 usai agenda pemeriksaan kesehatan beberapa pekan lalu. "Sebab yang saya tahu, 18 pedagang itu negatif COVID-19. Mereka hanya reaktif saja. Gara-gara kabar itu pembeli jadi sepi pak," katanya.

Menanggapi pernyataan itu Arief mengatakan seluruh pedagang harus patuh pada pemberlakuan ganjil genap. "Mungkin di awal-awal akan kurang nyaman, tapi kebijakan ini untuk menjaga kita semuanya," kata Arief.

Sistem ganjil genap disesuaikan antara nomor kios pedagang dengan tanggal, kios dengan nomor ganjil buka pada tanggal ganjil dan kios pada tanggal genap dibuka pada tanggal genap.

Sementara lapak pedagang yang tidak memiliki kios diberikan jarak masing-masing satu meter agar tidak berimpitan. Ant/P-5

Baca Juga: