PEKANBARU - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau menyebutkan total luas lahan terbakar selama dua bulan terakhir sudah mencapai 600 hektare (ha) dan diperkirakan masih akan terus bertambah. Kepala Seksi Pencegahan Bencana BPBD Riau, Mitra Hadimukti, mengatakan luas lahan yang terbakar sejak bulan Januari hingga Februari meningkat jika dibandingkan dengan tahun lalu.

Kebakaran diperkirakan masih akan terjadi mengingat sejumlah daerah rawan terjadi bencana kebakaran hutan dan lahan, di antaranya Kabupaten Rokan Hilir, Meranti, Bengkalis, Dumai, dan Kabupaten Pelelawan, Indragiri Hilir, dan Indragiri Hulu. "Jika dibandingkan dengan luas lahan yang terbakar pada periode yang sama tahun lalu di Provinsi Riau, terjadi peningkatan ratusan hektare.

Daerah-daerah yang rawan kebakaran hutan masih selalu itu," kata Mitra di Pekanbaru, Jumat (23/2). Sementara itu, Pemerintah Provinsi Riau sudah menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan. Status siaga darurat berlaku dari tanggal 19 Februari hingga 31 Maret 2018, setelah tiga kabupaten di Riau dilanda kebakaran hutan dan lahan.

Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Riau, Irjen Nandang, bersama Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan (Satgas Karhutla) Riau serta BPBD Riau meninjau kebakaran hutan dan lahan dengan menggunakan helikopter. Dari pantauan udara, terlihat kebakaran hutan dan lahan masih terjadi di tiga kabupaten dan kota di Riau, yakni Kabupaten Bengkalis, Rokan Hilir, dan Kota Dumai. Lokasi lahan yang terbakar berada di tengah hutan dan sulit dijangkau untuk pemadaman.

Usaha Ekstra

Sementara itu, Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG), Nazir Foead, yang sedang melakukan kunjungan ke Provinsi Riau menilai perlu ada usaha ekstra untuk mencegah kebakaran lahan dan hutan, termasuk untuk mengevaluasi program yang sudah berjalan, mengingat kebakaran gambut mulai marak lagi pada tahun ini di daerah itu.

"Meski pada 2018 ini sudah ada perbaikan, namun belum menjamin tak ada yang terbakar. Jadi, kami ingin menggali usaha ekstra apa yang bisa dilakukan oleh BRG," kata Nazir pada pertemuan BRG dengan Pemprov Riau. Hadir dalam pertemuan itu perwakilan dari TNI dan Polri untuk memberikan masukan.

Ditanya perihal kebakaran gambut di lahan yang sudah ditanami sagu, Nazir menilai hal itu bisa terjadi karena proses pembasahan yang dilakukan BRG belum maksimal. "Ditambah karena beberapa hari tidak hujan, permukaan air turun, turun, dan turun, dan lapisan atasnya kering.

Kalau ada sumber api karena orang membakar, atau api lompat dari tempat lain, itu memang kemungkinan terbakar. Tapi kalau pembasahan sudah mencapai muka air 40 sentimeter, api tidak akan merambat, dipadamkan bagian atasnya cukup," katanya.

Ant/AR-2

Baca Juga: