SEOUL - Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un, yang memantau langsung peluncuran dua misil jelajah strategis jarak jauh, lapor media pemerintah Korut pada Kamis (13/10). Kim menyebut peluncuran tersebut sebagai tes untuk mengkonfirmasi kemahiran dan operasi senjata berkemampuan nuklir yang dikerahkan ke sejumlah unit militer.

"Uji tembak itu dilakukan pada Rabu (12/10) bertujuan untuk meningkatkan efisiensi tempur dan kekuatan misil jelajah yang dipercayakan kepada Tentara Rakyat Korea bagi operasi nuklir taktis," kata media pemerintahKorea Central News Agency(KCNA).

Kantor berita itu pun menekankan bahwa uji tembak adalah peringatan lain yang jelas bagi musuh, dan Kim mengatakan negaranya harus terus memperluas lingkup operasional senjata nuklir strategis untuk secara tegas mencegah krisis militer dan krisis perang yang krusial kapan saja dan sepenuhnya mengambil inisiatif untuk langkah itu.

Sebelumnya pada Senin (10/10),KCNAmengatakan Kim telah memandu latihan taktis nuklir yang menarget Korea Selatan (Korsel) selama dua pekan terakhir sebagai protes atas terlaksananya latihan angkatan laut bersama yang dilakukan oleh pasukan Korsel dan Amerika Serikat (AS) yang melibatkan sebuah kapal induk baru-baru ini.

KCNAmelaporkan bahwa dua misil yang ditembakkan pada Rabu terbang selama 10.234 detik dan berhasil mencapai target jauhnya 2.000 kilometer.

Tidak diketahui secara pasti jelas apakah peluncuran itu terdeteksi oleh pihak berwenang di Korsel, Jepang, atau AS, yang selama ini sering memantau dan merilis informasi tentang aktivitas senjata Pyongyang.

Atasi Ancaman

Seorang juru bicara di Kementerian Luar Negeri AS menolak mengomentari peluncuran misil Korut tersebut, dan mengatakan Washington DC akan tetap fokus pada koordinasi yang erat dengan sekutu dan mitranya untuk mengatasi ancaman yang ditimbulkan oleh Korut.

Sedangkan militer Korsel mengatakan pihaknya telah memantau peluncuran secara waktu sebenarnya (real time) dan terus menganalisis data dari setiap uji coba tersebut.

Korut diketahui untuk pertama kalinya menguji misil jelajah strategis pada September 2021, yang dipandang oleh para analis saat itu sebagai senjata pertama negara itu dengan kemampuan nuklir.

Pengujian pada Rabu menegaskan bahwa kemampuan nuklir itu dan sekarang sudah beroperasi, meskipun tidak jelas apakah Korut telah menguasai teknologi yang dibutuhkan untuk membangun hulu ledak yang cukup kecil untuk dibawa pada misil jelajah.VoA/ST/I-1

Baca Juga: