ASTANA - Presiden Kazakhstan telah menandatangani amandemen konstitusi yang memperpanjang masa jabatan presiden menjadi tujuh tahun dan mengembalikan nama lama ibu kota negara itu.

Perubahan itu adalah bagian dari reformasi politik dan ekonomi yang diserukan oleh Presiden Kassym-Jomart Tokayev, setelah protes-protes yang diwarnai kekerasan mengguncang negara itu pada Januari.

Lebih dari 200 orang tewas dalam sejumlah protes tersebut. Kerusuhan itu mencerminkan kecemasan luas terhadap politik negara itu, yang selama lebih dari 30 tahun telah didominasi oleh mantan presiden Nursultan Nazarbayev dan partainya.

"Amandemen yang ditandatangani pada Sabtu (17/9) itu memperpanjang masa jabatan presiden menjadi tujuh tahun dari lima tahun, dan juga melarang presiden manapun untuk mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua," lapor kantor berita VoA, Minggu (18/9).

Perubahan itu juga mengembalikan nama Ibu Kota Kazakhstan, Nur-Sultan, ke nama semula, Astana. VoA/I-1

Baca Juga: