JAKARTA - Saat bertatap muka dengan para pengungsi Kampung Mayerga, Distrik Moskona Barat di Gedung Serba Guna (GSG) Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa yang juga mantan Danjen Kopassus ini menjamin keamanan warga yang ingin kembali ke kampungnya. Kata dia, TNI akan melindungi. Karena itu warga jangan takut.

"Pace Mace, jangan takut. Kita tinggal di negeri sendiri, kita punya tanah air di sini karena negara, pemerintah hadir untuk menjamin keamanan. Keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi di negara kita, negara Indonesia. Saya selaku Pangdam bertanggung jawab atas keamanan terhadap saudara-saudara sekalian," kata jenderal bintang dua baret merah ini seperti dikutip dari keterangan Penerangan Kodam Kasuari yang diterima Koran Jakarta, Rabu (4/8).

Hadir di acara yang sama, Gubernur dan Kapolda Provinsi Papua Barat. Dalam kesempatan itu, Mayjen Cantiasa mengungkapkan keprihatinannya atas masalah keamanan yang membuat warga di Kampung Mayerga mengungsi ke Bintuni. Namun ia menegaskan, TNI akan menjamin keselamatan pengungsi yang akan kembali ke kampungnya.

"Keselamatan adalah yang utama bagi masyarakat Indonesia, alasan tersebut yang mendasari TNI harus tampil segera untuk mengamankan masyarakat. Kita semua prihatin atas kejadian ini, apalagi saat ini kita dihadapkan pandemi Covid-19. Akibatnya masyarakat harus mengungsi hampir dua minggu dan terpencar,'' ujarnya.

Ditambahkannya, bahwa kejadian di Distrik Moskona Barat menjadi bukti bahwa masih ada yang tidak sejalan dengan NKRI. Ia pun mengingatkan, Lodwick Mandacan sebagai kepala suku besar sudah mengikrarkan diri untuk bergabung dengan NKRI.

"Pengorbanan darah, air mata, tenaga, nyawa sudah habis-habisan dan sudah sepakat menjadi NKRI, hari ini kita sedang berjuang untuk anak cucu kita jangan sampai mereka tidak bisa sekolah karena kita terus terombang ambing dengan isu-isu Papua Merdeka, sudah hentikan," tegas Pangdam.

Mayjen Cantiasa juga mengatakan, bahwa dirinya selaku Pangdam, maupun Gubernur dan Kalpoda Papua Barat telah bersepakat dan berkomitmen untuk bersama-sama membangun SDM di Papua Barat. Menurut Cantiasa, mereka yang masih berteriak Papua Merdeka adalah mereka-mereka yang kalah bersaing. Tidak mau bekerja keras, dan hanya bisa merongrong negara.

"Kita tidak bisa memilih tempat untuk kita dilahirkan. Kebetulan kita lahir di Papua. Ya.. kita jadi orang Bintuni. Jangan dijadikan konflik. Perbedaan harus ditutup, kita dukung pemerintah daerah," tukasnya.

Pada kesempatan tersebut, Mayjen Cantiasa juga menghadirkan empat orang prajurit Korps Wanita TNI Angkatan Darat (Kowad) yang merupakan asli warga Teluk Bintuni. Kata dia, ini bukti, jika pemerintah sedang membangun SDM Papua.

"Lewat program Caba Otsus yang diinisiasi Gubernur, maka 1.000 prajurit Asli Orang Papua (OAP) akan kembali untuk membangun tanah Papua, Pemerintah telah memberikan banyak kesempatan, peluang untuk kita berkarya," ujarnya.

Di akhir sambutannya, orang nomor satu di Kodam Kasuari ini mengajak semua pihak untuk menyudahi masalah perbedaan. Saaatnya fokus untuk membangun Papua Barat.

"Menciptakan kedamaian itu sulit. Diperlukan kerja keras dan toleransi, silaturahmi dengan sesama. Sekarang kita tinggal menyiapkan bagaimana anak kita untuk sukses dan bekerja,"pungkasnya.

Baca Juga: