Tidak tanduk Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menarik perhatian publik. Nampaknya profil Menteri andalan Jokowi ini menjadi sorotan karena manuvernya yang sangat strategis. Biografi mencatat Luhut sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia, ternyata dirinya juga memiliki segudang pengalaman, termasuk saat di Kopassus.

Luhut yang sedang menjabat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dalam masa jabatan Presiden Joko Widodo sejak tahun 2016 hingga sekarang. Lahir di Simargala, Toba Samosir, Sumatera Utara pada 28 September 1947. Luhut besar dengan keadaan ekonomi orang tua dalam kondisi cukup.

Ayahnya sendiri bekerja dibidang supir bus yang bisa menafkahi keluarganya. Melansir akun resmi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut pergi ke Bandung untuk bersekolah di SMA Penabur. Di sinilah ia kemudian menjadi salah satu pendiri Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI) yang menghimpun pelajar dan mahasiswa menentang Orde Lama dan PKI.

Setelah lulus dari dari lulusan terbaik dari sekolah, dirinya masuk ke Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) bagian Darat tahun 1967. Tiga tahun kemudian, Luhut lulus dan meraih predikat sebagai Lulusan Terbaik pada tahun 1970, sehingga mendapatkan penghargaan Adhi Makayasa. Karier militernya banyak dihabiskan di Kopassus TNI AD.

Di kalangan militer dikenal sebagai Komandan pertama Detasemen 81. Berbagai medan tempur dan jabatan penting telah disandangnya; Komandan Grup 3 Kopassus, Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif), hingga Komandan Pendidikan dan Latihan (Kodiklat) TNI Angkatan Darat.

Ketika menjadi perwira menengah, pengalamannya berlatih di unit-unit pasukan khusus terbaik dunia memberinya bekal untuk mendirikan sekaligus menjadi komandan pertama Detasemen 81 (sekarang Sat-81/Gultor) kesatuan baret merah Kopassus, menjadi salah satu pasukan khusus penanggulangan terorisme terbaik di dunia.

Karier politik Luhut dimulai ketika Presiden BJ Habibie mengangkatnya menjadi Duta Besar Republik Indonesia Untuk Republik Singapura di era krusial awal Reformasi. Kepiawaian Luhut dalam diplomasi dianggap mampu mengatasi hubungan kedua negara yang sempat terganggu dan kurang selarasnya komunikasi antar pemimpin negara sepeninggal Presiden Soeharto.

Dalam 3 bulan pertama masa jabatannya, ia mampu memulihkan hubungan kedua negara ke tingkatan semula. Di masa Presiden Abdurrahman Wahid, Luhut ditarik dari Singapura sebelum masa baktinya berakhir. Gus Dur memberi Luhut jabatan sebagai Menteri Perdagangan dan Industri Republik Indonesia walau dalam periode yang singkat, yakni dari tahun 2000-2001.

Setelah Gus Dur melepas jabatannya sebagai kepala negara, Presiden Megawati Soekarnoputri pun bermaksud untuk mempercayakannya kembali sebagai Menteri, tetapi Luhut menolaknya karena ia menjaga etika terhadap Gus Dur.

Pada tanggal 31 Desember 2014, Luhut dilantik menjadi Kepala Staf Kepresidenan Indonesia yang pertama oleh Presiden Joko Widodo. Pada tanggal 12 Agustus 2015, Luhut ditetapkan oleh Presiden menjadi Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan sebelum dipindahkan lagi menjadi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman pada tanggal 27 Juli 2016.

Baca Juga: