Jawa Tengah (Jateng) menjadi penyumbang terbanyak kasus kematian sepekan terakhir.

JAKARTA - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mengingatkan bahwa kasus kematian pasien positif virus korona meningkat sebesar 29,2 persen selama periode 19-25 April. Jawa Tengah (Jateng) menjadi penyumbang terbanyak kasus kematian sepekan terakhir.

"Kepada seluruh provinsi, khususnya Jateng yang minggu ini mengalami kematian cukup signifikan, mohon untuk segera mengevaluasi penanganan Covid-19 di daerahnya," kata Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube BNPB Indonesia, Selasa (27/4).

Lima provinsi dengan kenaikan kasus kematian dalam sepekan terakhir dibanding pekan sebelumnya, antara lain Jateng 178 kasus, Sumatera Selatan 25 kasus, DKI Jakarta 20 kasus, Jawa Barat 18 kasus, dan Aceh 15 kasus.

Wiku meminta masing-masing pemerintah provinsi untuk segera mengidentifikasi kabupaten/kota yang menyumbang kematian Covid-19 tertinggi di daerah tersebut.

Selain itu, Wiku juga meminta perbaikan di sistem kesehatan. Ia berharap agar pemerintah daerah mengupayakan perawatan pada pasien Covid-19 yang bergejala sedang, sehingga tidak memburuk kondisinya.

"Serta terus berkoordinasi data antara daerah dan pusat, agar terus tercapai sinkronisasi data yg baik," ujarnya.

Selain itu, Wiku menyebut dalam sepekan terakhir terjadi penurunan penambahan kasus positif Covid-19 di Indonesia sebesar 1,4 persen.

Riau menjadi provinsi dengan tambahan 930 kasus Covid-19 dari pekan sebelumnya. Disusul Sumatera Barat 758 kasus, Kepulauan Bangka Belitung 408 kasus, Nusa Tenggara Timur (NTT) 353 kasus, dan Sumatera Selatan 237 kasus.

Sementara untuk kasus sembuh mengalami kenaikan sebesar 0,9 persen. Rinciannya, Jawa Barat naik 2.386 kasus, Kepulauan Bangka Belitung 622 kasus, Riau 251 kasus, Kepulauan Riau 239 kasus, dan Kalimantan Utara 208 kasus.

Sampai Selasa (27/4), total kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 1.651.794 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 1.506.599 orang dinyatakan sembuh dan 44.939 orang lainnya meninggal dunia.

Melalui USAID

Sementara itu, Amerika Serikat memberikan dana 3,5 juta dollar AS atau sekitar 50,75 miliar rupiah untuk membantu program vaksinasi korona di Indonesia.

Kedutaan Besar AS di Jakarta menuturkan dana bantuan itu disalurkan melalui Badan Pembangunan Internasional AS atau United States Agency for International Development (USAID). "Sehingga total dukungan pemerintah AS untuk respons Covid-19 Indonesia menjadi 14,5 juta dollar atau 210,25 miliar rupiah," kata Kedubes AS.

Selain bantuan finansial, Kedubes AS menuturkan Gedung Putih melalui USAID telah mendukung pemerintah Indonesia menangani pandemi virus korona, salah satunya dengan menggelar pelatihan bagi tenaga kesehatan, pengadaan alat kesehatan yang diperlukan, peningkatan kapasitas laboratorium, pemantauan penyakit, hingga mengajari tenaga medis mempercepat deteksi dan pelacakan kasus korona.

"Penyebaran Covid-19 yang cepat telah menunjukkan kepada kita bahwa tidak ada negara yang bisa berjuang sendiri melawan pandemi global," kata Wakil Duta Besar AS untuk Indonesia, Heather Variava.

Selain itu, AS akan mulai membagikan hingga 60 juta dosis vaksin virus korona AstraZeneca Plc ke negara dalam beberapa minggu ke depan. Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki, mengatakan AS akan merilis dosis ke negara lain saat tersedia.

Dia mengatakan mungkin ada 10 juta dosis akan di ekspor dalam beberapa minggu mendatang. Sekitar 50 juta lebih dosis saat ini sedang diproduksi dan dapat dikirimkan pada Mei dan Juni.

"Saat ini, kami tidak memiliki dosis AstraZeneca yang tersedia," kata Psaki, mencatat bahwa regulator AS masih perlu meninjau kualitas yang sudah diproduksi. n jon/ruf/P-4

Baca Juga: