Lonjakan kasus baru virus korona harian di AS kembali terjadi hingga mencapai angka lebih dari 50 ribu. Sementara itu WHO menegaskan kembali bahwa pandemi virus korona hingga saat ini belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.

LOS ANGELES - Laporan kasus virus korona harian di Amerika Serikat (AS) telah melonjak melampaui angka 50 ribu pada Rabu (1/7). Ini merupakan rekor terbanyak untuk pertama kalinya di wilayah AS seiring dengan keluarnya peringatan dari World Health Organization (WHO) bahwa pandemi global ini penyebarannya semakin bergulir dengan cepat.

"Ada lebih 52 ribu kasus baru Covid-19 di AS selama 24 jam," demikian laporan Johns Hopkins University.

Sementara itu WHO menyatakan bahwa telah ada lebih dari 10 juta warga di seluruh dunia telah terinfeksi Covid-19 pada awal Juli ini dan terdapat lebih dari 500 ribu kematian akibat virus korona sejauh ini. "Pandemi ini belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir," demikian peringatan WHO.

Seiring dengan lonjakan kasus Covid-19 di AS, restoran, bar dan pantai-pantai yang ada sepanjang tepi pantai mulai dari California hingga Florida, ditutup, apalagi negara-negara bagian di AS memperkirakan bakal akan terjadi lagi lonjakan kasus virus korona jelang peringatan Hari Kemerdekaan AS. Johns Hopkins University juga melaporkan pula bahwa sejumlah negara bagian di AS memberlakukan karantina selama 14 hari bagi pengunjung.

Terkait lonjakan itu, Uni Eropa (UE) melarang warga AS untuk memasuki wilayahnya. Tak hanya AS, UE juga melarang warga Brasil dan Russia untuk datang ke wilayah UE.

Sementara itu ketua WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan berdasarkan data yang dimiliki WHO menegaskan bahwa angka penyebaran infeksi global telah mencapai puncak tertinggi pada pekan lalu. "Jumlah kasus baru bisa mencapai 160 ribu setiap harinya," kata Adhanom Ghebreyesus.

Data yang dikumpulkan WHO selama sepekan terakhir mulai dari 25 Juni hingga 1 Juli memperlihatkan adanya lonjakan kasus baru virus korona harian yang puncaknya terjadi pada 28 Juni dengan ada lebih 189.500 laporan.

Mengomentari lonjakan kasus virus korona di negaranya, Presiden AS, Donald Trump, mengulang kembali keyakinannya bahwa wabah ini pada satu titik akan berakhir. "Saya meyakini hal itu," ucap Trump.

Saat ditanya mengapa Trump masih belum mengenakan masker saat bertemu dengan publik, Presiden AS itu mengatakan ia kini tak berkeberatan untuk menggunakannya.

Klaster Baru

Sementara itu di negara-negara lain, pemunculan klaster baru infeksi virus korona telah mempersulit upaya untuk menyudahi terjadinya wabah. Seperti adanya lonjakan kasus di Kota Melbourne, Australia, yang membuat setengah dari wilayah kota itu harus ditutup (lockdown) dan warganya dilarang ke luar rumah.

Selain di Australia, otoritas di Palestina juga telah mengumumkan lockdown selama 5 hari di wilayah Tepi Barat, juga akibat lonjakan kasus di wilayah itu.

Di Inggris, Kota Leicester juga terjadi lonjakan kasus virus korona yang segera memicu diberlakukannya larangan bagi mencegah penyebaran dan penularan Covid-19 secara lokal.

Sementara itu organisasi kesehatan regional di Amerika Latin, Pan American Health Organization, menyatakan angka kematian akibat virus korona di wilayahnya bisa mencapai 4 kali lipat hingga mencapai lebih dari 400 ribu pada Oktober mendatang, jika tak segera diberlakukan pengetatan kebijakan kesehatan publik. SB/AFP/I-1

Baca Juga: