Autisme adalah gangguan perkembangan saraf yang mempengaruhi kemampuan anak dalam berkomunikasi, interaksi sosial, dan perilaku. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, pada tahun 2021 terdapat sekitar 2,4 juta orang penyandang autisme di Indonesia.
Terhitung ada sekitar satu penyandang autisme pada setiap 100 bayi yang lahir. Salah satu permasalahan bagi anak-anak penderita autisme adalah kesuliitan dalam berkomunikasi dengan lingkungannya. Umumnya anak dengan autisme memiliki sedikit ketertarikan untuk melakukan interaksi sosial dengan orang lain disekitarnya. Hal ini sebetulnya bisa diatasi atau dikurangi bila saja anak menjalani terapi bicara yang dilakukan oleh para ahli.
Namun tiap kasus anak autisme spesial sehingga satu metode terapi mungkin tidak bisa diterapkan.Oleh karena itu terapis selalu berusaha mencari cara baru bagaimana bisa mendorong kemampuan komunikasi anak autisme.
Di salah satu sekolah autisme di London terdapat robot berwujud anak anak sebagai instrumen terapi. Ia bernama Kaspar, sang robot dikembangkan oleh para peneliti di University of Hertfordshire dan bisa berinteraksi dengan anak.
Untuk membantu anak-anak autisme agar mudah berinteraksi, robot unik bernama Kaspar hadir sebagai solusinya.
Ketika anak autisme bermain dengan Kaspar ia bisa memberikan respons yang sesuai. Ketika anak menggelitiknya sang robot akan berkata ini menyenangkan rasanya geli, sementara ketika anak bermain kasar robot akan berkata aduh sakit.
Tidak hanya itu Kaspar juga memiliki fungsi bisa makan, bernyanyi, bermain tamborin, dan menyisir rambutnya.
"Kami di sini sedang mencoba mengajari seorang anak laki-laki bagaimana makan bersama teman-temannya. Dia biasanya kesulitan karena punya masalah cemas," ungkap Alice Lynch selaku kepala sekolah seperti dikutip dari Reuters, Senin (10/4/2017).
"Dari bermain bersama Kaspar, sang anak sangat senang memberinya makan ketika ia lapar."
Sekarang anak itu mulai berinteraksi di kelas dan mulai mau makan bersama teman-temannya. Hal semacam ini merupakan suatu kemajuan luar biasa.
Menurut National Autistic Society (NAS), Inggris, anak dengan autisme memang cenderung menyukai teknologi. Alasannya karena teknologi memiliki semacam pola yang lebih mudah untuk dimengerti.
Robot Kaspar merupakan salah satu contoh dari teknologi baru yang punya potensi membuat perubahan besar pada orang-orang dengan spektrum autisme.
Robot humanoid alias Kaspar yang dikembangkan oleh University of Hertfordshire ini bisa menyanyikan lagu, meniru cara makan, memainkan tamborin, dan menyisir rambut selama sesi bermain bersama anak penyandang autisme.
"Ini menyenangkan, menggelitik saya," kata Kaspar, si robot sosial kepada anak umur empat tahun bernama Finn, saat mereka bermain bersama di sebuah sekolah untuk anak-anak autis di utara London, sebagaimana dilansir dari Reuters.