MEXICO CITY - Apa yang sempat dikhawatirkan oleh sekutu atas dukungan mereka dalam perang di Ukraina, kini menjadi kenyataan. Senjata-senjata yang dibeli oleh para pembayar pajak Amerika Serikat, yang telah dikirim ke Ukraina, sekarang dilaporkan sedang dalam perjalanan kembali ke Amerika Utara, ke tangan para kartel narkoba Meksiko.

Apa yang dijual orang Ukraina lewat situs web DarkNet, telah dibeli di seluruh dunia. Seperti supermarket besar, DarkNet memasok organisasi kriminal terlepas dari asal senjatanya. Dilansir oleh Bulgarian Military, tahun lalu Interpol telah memperingatkan potensi transaksi serupa

"Senjata yang dikirim ke Ukraina mungkin berakhir di organisasi kriminal dan teroris," katanya.

Laporan pertama tentang senjata yang diselundupkan dari Ukraina ke Meksiko mulai berdatangan. Kartel narkoba Meksiko dilaporkan tidak hanya sudah menggunakannya, tetapi bahkan tidak mau repot-repot menyembunyikan fakta bahwa senjata itu dipasok oleh Ukraina.

Sudah ada kasus ancaman pembunuhan langsung terhadap jurnalis Meksiko yang berani berbicara tentang "demonstrasi senjata Ukraina".

Sebuah video yang direkam oleh seorang pria yang mengaku sebagai jurnalis (vlogger) Meksiko berbicara tentang ancaman atas penyelidikannya terhadap pasokan senjata ke kartel narkoba Meksiko.

"Kami akan menemukanmu. Anda dan semua orang yang Anda sayangi akan menderita karena kata-kata Anda. Hadiah telah ditetapkan atas kepala Anda," katanya menirukan ancaman dalam video yang ditayangkan Bulgarian Military.

Faktanya, kemunculan senjata Ukraina yang diselundupkan di Amerika Utara sudah diperkirakan. Pada akhir tahun lalu, seorang perwira polisi Finlandia yang bersama timnya sedang memantau pelabuhan. Komisaris kejahatan Polisi Kriminal Pusat, Christer Algren, berbicara tentang operasinya melawan senjata selundupan Ukraina yang mencapai geng motor di negara itu dan di bagian Skandinavia Eropa.

"Senjata tempur, senapan serbu, granat, bom, dan bahkan drone tiba dari Ukraina. Intelijen Finlandia," kata Algren saat itu.

Selain Finlandia, Swedia dan Belanda juga terpaksa melakukan operasi rahasia untuk menyita senjata selundupan dari Ukraina.

Setidaknya, ada selusin laporan tentang sistem anti-tank Javelin AS yang dijual, dengan harga mulai dari 25-30 ribu dolar AS dalam perdagangan ilegal senjata Ukraina yang cukup terorganisir di DarkNet.

Sebuah kasus yang menarik. Pengacara Prancis Régis de Castelnau pada 20 Juni tahun lalu memgunggah klaim bahwa dua howitzer self-propelled Caesar Prancis telah sampai di pabrik tank Rusia UralVagonZavod.

"2 senjata Caesar Prancis dicegat utuh oleh Rusia. Mereka saat ini berada di pabrik Uralvagonzavod di Ural untuk penelitian dan kemungkinan rekayasa balik. Terima kasih Macron, kami membayar," tweet Régis de Castelnau.

Menurut beberapa laporan, kedua howitzer tersebut dijual masing-masing seharga 120 ribu dolar AS. Pejabat Paris kemudian menolak klaim Castelnau sebagai salah dan palsu.

Penegasan Ukraina

Pada satu titik tahun lalu, bahkan Ukraina mengaku menyelundupkan bantuan kemanusiaan yang dikirim ke negara itu dan senjata. Pada pertengahan Juli, Biro Keamanan Ekonomi Ukraina mengumumkan bahwa penjualan bantuan kemanusiaan yang terdaftar berulang kali datang dari negara-negara Barat, serta senjata. Ini diumumkan oleh direktur departemen, Vadim Melnik, di saluran TV "24 Ukraine News".

"Bahkan barang-barang militer dijual untuk uang tunai. Kami memiliki fakta seperti itu," kata Melnik.

Menurut dia, pihaknya sedang menyelidiki kasus terkait penjualan bantuan kemanusiaan yang diterima dari mitra asing.

Sejauh menyangkut penjualan produk dan senjata militer, departemen tersebut telah mendaftarkan sekitar sepuluh kasus kriminal semacam itu. Melnik menekankan bahwa ini adalah jumlah kejahatan serupa, karena lembaga penegak hukum Ukraina lainnya mencatat pelanggaran serupa.

Bahkan, tidak hanya Ukraina dan Interpol, Defense Security Cooperation Agency (DSCA), badan yang bertanggung jawab atas penjualan senjata asing AS, juga menyatakan keprihatinan mereka tentang perdagangan ilegal. Badan tersebut, mengatakan mereka tidak memiliki informasi tentang senjata yang mereka kirimkan. Mereka hanya mengandalkan informasi yang diberikan oleh Ukraina. Oleh karena itu DSCA bersikeras pada kontrol lapangan.

Contoh-contoh ini dan semua yang tidak dilaporkan sejauh ini tidak dimaksudkan untuk menodai perjuangan Ukraina melawan Rusia. Selama masa perang sepanjang sejarah manusia memang ada bukti perdagangan ilegal dan barang selundupan. Adalah wajar itu terjadi ketika tidak ada kontrol.

Baca Juga: