Pemilahan sampah menjadi kegiatan awal. Sampah non organik dapat memberi tambahan nilai ekonomi rumah tangga. Sedangkan sampah organik dapat diolah menjadi aneka produk seperti eco enzym, pupuk kompos, bahan isian biopori dan pelet ikan.
TANGSEL - Dalam rangka mengurangi dan memanfaatkan sampah, kaum muda dilatih untuk mengolah sampah organik. Untuk itu, Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Trisakti Trisakti memberi pelatihan Karang Taruna RW 12 Desa Sawah, Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan.
Kegiatan dilaksanakan 4 Agustus, 25 Agustus, dan 22 September. Mereka diajari memilah sampah organik dan nonorganik."Pengolahan Limbah Rumah Tangga yang dilakukan Karang Taruna Sawah Lama akan menciptakan Lingkungan yang Sehat dan Cantik," jelas salah satu dosen Trisakti, Prof Dr Ir Astri Rinanti Nugroho, MT, IPM, Selasa (17/9).
Menurutnya, pemilahan sampah menjadi kegiatan awal. Sampah non organik dapat memberi tambahan nilai ekonomi rumah tangga. Sedangkan sampah organik dapat diolah menjadi aneka produk seperti eco enzym, pupuk kompos, bahan isian biopori dan pelet ikan.
Tim PKM diketua Dr Ir Rini Setiati, MT, IPU dengan anggota Ir Qurottu Aini Besila, MT dan Wahyu Sejati, ST, MT. Sedangkan peserta pelatihan adalah remaja karang taruna, ibu-ibu PKK dan warga RW12. Pada bagian pertama pelatihan, dilaksanakan sosialisasi manajemen pengelolaan lingkungan dan kesadaran memilah sampah organik dan nonorganic. Ada juga materi manajemen bank sampah.
Dalam kesempatan ini juga diserahkan bantuan tempat sampah 2 in 1 untuk memilah sampah organik. Ketua Tim PKM Rini Setiati menambahkan, sisa sayuran dan kulit buah adalah limbah yang setiap hari selalu ada. Misalnya, sisa sayuran yang tidak termasak. Kulit buah-buah yang dikupas seperti mangga, pepaya, jeruk, dan pisang.
Bahkan air cucian beras pun dapat dimanfaatkan menjadi bio kompos. Kemudian bisa menjadi media tanam dan pupuk pekarangan atau urban farming. Bagian kedua, diadakan pembuatan eco enzym, pupuk kompos, dan biopori. Trisakti juga menghibahkan peralatan untuk eco enzym, paket set composit, alat bor biopori beserta tabung biopori.
Tanggal 22 September akan dilaksanakan pembibitan pohon alpukat, pembuatan pelet ikan, dari limbah organic. Juga dilengkapi dengan budi daya ikan dengan teknik bioflok.
Eco enzym dapat disemprotkan untuk tanaman buah agar menghasilkan buah lebih berkualitas, lebih besar dan lebih manis.
Dalam pertemuan ketiga juga diadakan pelatihan digital marketing. Hal ini dianggap perlu, agar produk olahan limbah organik yang dihasilkan selain dapat dipakai sendiri juga dapat dijual. Ini bisa dijadikan usaha untuk menambah kas karang taruna.
"Pelatihan-pelatihan produk-produk olahan limbah rumah tangga ini diharapkan dapat menjadi bekal wirausaha remaja karang taruna dan ibu-ibu PKK. Harapannya, remaja-remaja menjadi pribadi-pribadi yang kreatif dan berinovasi untuk berwirausaha sambil menjaga lingkungan," ujar Rini Setiati.