BEKASI - Masyarakat terutama ketua RT diminta waspada bila ada orang baru dan sifatnya tertutup. Harapan ini disampaikan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto, Selasa (15/8). Dia mengatakan ini saat mengunjungi rumah teroris di Bekasi yang digerebek Tim Densus88.

Menurutnya, Densus menemukan bendera kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) saat menggeledah kediaman teroris pria berinisial DEdi Bekasi Utara, Senin. Pelaku tinggal di Perumahan Pesona Anggrek Harapan, RT 7/RW 27, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi.

"Kalau saya lihatada bendera ISIS. Untuk pengembangan mungkin Detasemen Khusus 88 yang mengetahui lebih detil untuk menjelaskan kepada masyarakat melalui Mabes Polri," kata Karyoto.

Karyoto juga menjelaskan untuk sementara senjata yang berhasil disita sebanyak 18 pucuk. Senjatanya masih campuran. Ada air gunyang dimodifikasi menjadi senjata api. Ada juga senjata pabrikan.

Kapolda juga menyebutalasan datang ke tempat kejadian perkara (TKP) untuk melihat langsung warga yang terpaparteroris. "Kenapa saya ingin lihat TKP? Karena saya ingin tahu seperti apa sebenarnya warga yang terpapar teroris dan sudah menjadi teroris itu. Saya pingin lihat, " jelasnya.

Dia juga mengimbau kepadamasyarakat agar betul-betul lebih peka dan teliti apabila ada orang-orang baru yang memiliki kehidupantertutup.

"Itu mesti diamati oleh ketua RT dan masyarakat yang paling dekat. Apalagi kalau ada yang aneh-aneh, sampaikan kepada ketua RT agarbisa disampaikan ke Bhabinkamtibmas sehingga kita bisa melakukan tindakan," ucapnya.

Sebelumnya, teroris DE yang diamankan Detasemen Khusus 88 Anti Teror Mabes Polri dalam penggerebekan di Kota Bekasi, terbukti menyimpan senjata api di dalam sebuah lemari. Ketua RT setempat, Ichwanul Muslimin, mengatakan sempat mengikuti polisi dalam penggeledahan rumah tersebut.

Pegawai KAI

Terkait tersangka, Juru Bicara Densus88 Antiteror Polri Kombes Pol Aswin Seregarmenjelaskan bahwa DE pernah bergabung dengan kelompok teroris Mujahiddin Indonesia Barat (MIB) pimpinan WM sejak 2010.

DE merupakan seorang pegawai BUMN PT Kereta Api Indoneiayang lahir pada tahun 1995. Saat bergabung menjadi anggota MIB di tahun 2010, usianya masih 19 tahun.
"Dia terpapar terorisme dimulai dari 2010 ketika menjadi jamaah MIB,"kata Aswin.

Kelompok MIB telah bubar setelah pimpinannya WM ditangkap Densus 88 Antiteror Polri. Kemudian, jamaah kelompok tersebut bubar dan menyebar, salah satunya adalah DE. Puncaknya, sekitar tiga pekan terakhir. Diasemakin tinggi menyebarkan ajakan amaliyah (bunuh diri) atau melakukan aksi terorisme.

Baca Juga: