SINGAPURA - Otoritas Pasar Energi (EMA) Singapura mengatakan, Kamis (3/11), saluran pipa yang mengalirkan gas alam dari Indonesia ke Singapura sejauh ini tidak terdampak oleh kapal tanker minyak yang kandas di dekatnya.

Kapal tanker Young Yong berbendera Djibouti berlayar dari Pulau Takong Kecil di Kepulauan Riau, Indonesia di perairan Selat Singapura pada 27 Oktober (26 Oktober menurut Antara) sekitar pukul 8.20 malam, kata Otoritas Pelabuhan Maritime Singapura (MPA), dalam sebuah pernyataan, Senin (31/10).

"Kapal yang kandas ada di sekitar saluran pipa bawah laut yang mengalirkan gas alam dari Sumatra Selatan dan Natuna Barat Indonesia ke Singapura untuk penggunaan industri dan pembangkit listrik," kata EMA dalam pernyataannya, Kamis (3/11).

"Saluran-saluran pipa ini dilindungi oleh batu untuk perlindungan tambahan. Sejauh ini, tekanan dan pasokan gas dari saluran pipa ini tetap normal."

EMA menambahkan, pihaknya memantau situasi dari dekat dan siap untuk mengaktivasi rencana yang mungkin diperlukan untuk meminimalisasi gangguan pasokan listrik di Singapura.

Menurut Reuters, kapal tanker tersebut memiliki kapasitas sekitar 2 juta barel minyak mentah dan hampir penuh.

MPA mengatakan, pada Senin sebelum kapal tanker kandas, Pusat Kendali Operasi Pelabuhan (POCC) telah mengeluarkan peringatan dini perairan dangkal kepada kapal tersebut, menyoroti potensi risiko.

Karena kapal kandas di perairan Indonesia, otoritas Indonesia melakukan upaya pengangkatan kembali kapal tanker untuk mencegah kemungkinan kebocoran minyak, kata MPA.

MPA menambahkan, hingga Senin, navigasi di Selat Singapura tetap tidak terdampak dan belum ada laporan mengenai korban atau polusi minyak.

"Kapal Patroli MPA terus memantau jika terjadi tumpahan minyak di perbatasan Pelabuhan Singapura," kata MPA.

"Pusat Kendali Operasi Pelabuhan juga mengeluarkan pengumuman keselamatan untuk memperingatkan kapal-kapal yang transit agar mengosongkan lokasi kapal yang kandas."

Sebelumnya, Antara melaporkan, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas pelabuhan (KSOP) Kelas I Tanjung Balai Karimun melakukan pemindahan muatan kapal tanker Young Yong yang kandas di perairan Selat Singapura dekat Pulau Tekong Kecil, Batam, Kepulauan Riau.

"Hari ini sesegera mungkin dilakukan pemindahan muatan, untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan," ujar Kasubag Humas KSOP Kelas I Tanjung Balai Karimun Inna Maulina melalui pesan aplikasi di Batam, Selasa (1/11).

Pilihan itu diambil setelah pihaknya bersama pihak terkait melakukan rapat terkait penanganan kapal.

"Karena di sekitar lokasi ada pipa gas bawah laut menuju Singapura, makanya sesegera mungkin dilakukan pemindahan muatan," ucapnya.

Terpisah, Komandan KAL Marapas Kapten Laut (P) Almahdi mengatakan, Satuan Kapal Patroli (Satrol) Lantamal IV dalam hal ini KAL Marapas I-4-65 sudah melaksanakan patroli lanjutan terhadap kapal tanker tersebut.

"Patroli ini bertujuan untuk mengantisipasi adanya kebocoran minyak mentah pada tanki kargo dan tidak mengganggu lalu lintas TSS (Traffic Separation Scheme) Singapura-Indonesia," katanya.

Selain itu, pihaknya juga melakukan penyelaman untuk mengecek seluruh bagian kapal.

"Namun untuk penyelaman ini hasilnya nihil, karena arus yang begitu kuat," ucapnya.

Kapal tanker MT Young Yong kandas pada Kamis (27/10) malam sekitar pukul 20.18 WIB. Kapal itu mengalami kandas di Utara Pulau Takong Kecil di koordinat 1' 07.670 N / 103" 42.940 E.

Kapal itu bertolak dari Pelabuhan Tanjung Pelepas, Malaysia tanggal 18 Oktober 2022 lalu, kapal itu berlayar dengan tujuan Pulau Nipa, Karimun, Kepri namun belum sampai tujuan kapal tersebut kandas.

Lokasi kapal kandas berada di atas jalur pipa gas Indonesia ke Singapura. Kapal tanker itu memiliki ukuran panjang 320.28 meter dan lebar 58.00 meter dan diketahui tengah bermuatanfuel oilsebanyak 284.429 ton, sehingga proses evakuasi dilakukan KSOP dengan hati-hati.

Baca Juga: