WASHINGTON DC - Kapal perang Angkatan Laut Amerika Serikat (AS), USS John S. McCain, melanjutkan pelayarannya ke dekat Kepulauan Paracel (Xisha) yang dikuasai Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan, Jumat (5/2).

Tiongkok mengambil kendali penuh atas Kepulauan Paracels tahun 1974 setelah pertempuran singkat dengan pasukan Vietnam. Selain Vietnam, Taiwan juga terus mengeklaim kepulauan itu.

Malaysia, Brunei, dan Filipina memiliki klaim terhadap bagian lainnya dari Laut Tiongkok Selatan, yang oleh Tiongkok dijadikan lokasi membangun pulau-pulau buatan dan pangkalan udaranya.

Sehari sebelumnya, kapal perusak kelas Arleigh-Burke yang dilengkapi dengan rudal kendali itu berada ke Selat Taiwan, perairan yang memisahkan kepulauan Taiwan dengan Tiongkok daratan.

Juru Bicara Armada ke-7 Angkatan Laut AS, Letnan Joe Keiley, kembali menegaskan bahwa keberadaan USS John S. McCain di Laut Tiongkok Selatan itu dalam rangka operasi kebebasan navigasi yang menjunjung tinggi hak, kebebasan, dan penggunaan yang sah dari lautan yang diakui dalam hukum internasional.

AS menentang pembatasan tidak sah terhadap jalur bebas yang diberlakukan oleh Tiongkok, Taiwan, dan Vietnam. Ini menjadi misi pertama di bawah pemerintahan baru Presiden Joe Biden.

"USS John S. McCain yang bermarkas di Jepang melakukan transit rutin sesuai dengan hukum internasional," kata Letnan Joe Keiley.

"Transit kapal melalui Laut Tiongkok Selatan dan Selat Taiwan menunjukkan komitmen AS terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Militer Amerika Serikat akan terus terbang, berlayar, dan beroperasi di mana pun yang diizinkan oleh hukum internasional," kata Keiley.

Pemerintah Tiongkok mengultimatum AS untuk menarik kapal perangnya dari wilayah perairan Laut Tiongkok Selatan yang mereka sebut Nine Dash Line. "Amerika Serikat rutin mengirim kapal dan pesawatnya ke Laut Tiongkok Selatan untuk memperlihatkan kekuatannya. Itu tidak kondusif untuk perdamaian dan stabilitas di sana," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Zhao Lijian.

Misi pelayaran kapal perang AS ke Selat Taiwan dan Laut Tiongkok Selatan itu dilakukan kurang dari dua minggu setelah Tiongkok mengirim delapan pesawat pengebom berkemampuan nuklir dan empat jet tempur ke wilayah udara barat daya Taiwan.

Laut Tiongkok Selatan yang merupakan jalur perairan sibuk ini menjadi salah satu titik perselisihan dalam hubungan AS-Tiongkok, selain perang dagang, sanksi-sanksi AS dan isu Hong Kong, serta Taiwan.

Tiongkok selalu geram dengan aktivitas kapal militer AS di dekat pulau-pulau yang diduduki dan dikendalikannya di Laut Tiongkok Selatan. Tiongkok menegaskan pihaknya memiliki kedaulatan tak terbantahkan dan menuduh AS dengan sengaja memicu ketegangan.

n SB/AFP/P-4

Baca Juga: