SINGKEP - Setelah dilepas Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono, unsur-unsurKRI yang tergabung dalam Latihan Operasi Amfibi (Latopsfib) TNI AL Tahun 2021 memasuki tahap Gerakan Menuju Sasaran Satu (GMS I).

Dalam rangka menuju daerah pendaratan harus melewati rintangan dari serangan musuh di tengah laut berupa serangan dari bawah air, permukaan dan udara, demikian salah satu skenario Latopsfib TNI AL di Dabo Pulau Singkep tahun ini.

Manuvra dalam GMS I ini sejumlah KRI melaksanakan kegiatan antara lain, antisubmarines warfare exercise, air deffense excersice dengan sasaran simulasi formasi pesud TNI AL Bonanza, antiair rapid open fire exercise dengan simulasi serangan udara musuh, dan anti surface warfare exercise.

Kegiatan serial latihan ini disaksikan Kasal, para pejabat Mabesal, dan para Pangkotama TNI AL serta para anggota DPR dari Komisi I on board diKapal Markas KRI Makassar-590.

Menurut Kasal, yang dikutip dari rilis TNI AL, Sabtu (23/10), TNI AL menganut Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) di mana hal ini sarat terhadap teknologi (heavy of technology) baik teknologi kapal perang, pesawat udara, kendaran tempur Marinir, konsekuansinya SDM TNI AL harus mumpuni. Setiap Alutsista atau persenjataan harus selalu di-upgrade sesuai dengan teknologi terkini.

"Menciptakan kemampuanTNI AL yang tangguh, profesional dan modern, peran SDM merupakan kunciutama, mengingatfilosofiTNI AL bukanmanusia yang dipersenjatai, tetapi senjata yang diawaki, untuk itu manusianya (SDM) harus adjustable cepat menyesuaikan dengan persenjataan yang sarat teknologi. Personel TNI AL dituntut memiliki kemampuan dalam bidan teknologi sebagai pengawak Alutsista berteknologi sesuai bidangnya masing-masing," papar Yudo Margono.

Dalam serial latihan ini, menunjukkan profesionalisme para prajurit TNI ALdalam mengoperasikan Alutsista, sehingga prajutit TNI AL mampu sebagai pengawak kekuatan teknologi, kemampuan ini sekaligus menunjukan kekuatan TNI AL.

Baca Juga: