MANILA - Otoritas Biro Perikanan Filipina pada Senin (14/10) malam mengatakan bahwa sebuah kapal milisi maritim Tiongkok dengan sengaja telah menyerempet salah satu dari dua kapalnya yang sedang melakukan patroli maritim rutin di sekitar Pulau Thitu di Laut Tiongkok Selatan (LTS) pada 11 Oktober lalu.

"Kapal tersebut mengalami penyok di haluan kanannya," kata Biro Perikanan dan Sumber Daya Perairan (BFAR) Filipina dalam sebuah pernyataan.

Tiongkok dan Filipina telah berselisih pendapat mengenai serangkaian konfrontasi di dekat wilayah yang disengketakan di LTS, dengan Manila menuduh Penjaga Pantai Tiongkok melakukan agresi dan Beijing geram atas apa yang disebutnya sebagai provokasi berulang dan serangan teritorial.

Filipina juga menuduh Tiongkok telah melindungi milisi maritim untuk memperkuat kehadirannya di LTS, sedangkan Beijing menegaskan bahwa kapal-kapal itu adalah kapal sipil.

Video yang dibagikan oleh biro tersebut menunjukkan kapal Tiongkok dengan nomor haluan 00108 mendekati kapal BFAR, BRP Datu Cabaylo, yang bermanuver dalam jarak dekat sebelum bertabrakan.

"Meskipun terjadi insiden, kapal BFAR mempertahankan posisinya dan mampu melanjutkan misinya," kata biro perikanan Filipina itu. "Sebelum insiden penyerempetan, kapal Tiongkok juga melakukan manuver berbahaya dan mencoba menghalangi jalan kapal Filipina yang sedang melakukan patroli rutin," imbuh biro tersebut.

Atas terjadinya insiden ini, pihak Kedutaan Besar Tiongkok di Manila belum mengeluarkan komentar apa pun.

Saat ini Tiongkok mengklaim hampir seluruh LTS, termasuk Pulau Thitu yang diduduki Filipina, dan menolak putusan tahun 2016 oleh Pengadilan Tetap Arbitrase di Den Haag, Belanda, yang menyatakan bahwa klaim Beijing yang luas tidak memiliki dasar hukum internasional.

Insiden maritim pekan lalu terjadi setelah pertemuan puncak regional para pemimpin Asia tenggara, di mana Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr, menyerukan agar negosiasi mengenai tata etik LTS agar segera dirampungkan.

Latihan Perang

Sementara itu pada Selasa (15/10) dilaporkan bahwa ribuan tentara Amerika Serikat (AS) dan Filipina telah mengikuti latihan militer gabungan di Filipina utara dan barat. Latihan gabungan itu digelar setelah Tiongkok mengadakan latihan besar-besaran di sekitar Taiwan.

Latihan tahunanKamandagatauVenomdifokuskan pada pertahanan pantai utara pulau utama Filipina, Luzon, yang terletak sekitar 800 kilometer dari Taiwan.

Komandan Korps Marinir Filipina, Mayor Jenderal Arturo Rojas, menekankan pada upacara pembukaan latihan militer di Manila bahwaKamandagtelah direncanakan sejak lama dan tidak ada hubungannya dengan apapun yang terjadi di wilayah tersebut.

"Kami tidak berlatih untuk ikut berperang (atas Taiwan)," ucap direktur latihan perang dari Filipina, Brigadir Jenderal Vicente Blanco.

Sedangkan perwakilan Marinir AS, Kolonel Stuart Glenn, mengatakan latihan tersebut bertujuan untuk membantu AS dan sekutunya menanggapi krisis atau kemungkinan apa pun. AFP/ST/I-1

Baca Juga: