BUSAN - Sebuah kapal induk Amerika Serikat (AS) tiba di Korea Selatan (Korsel) pada Jumat (22/9). Kunjungan kapal induk AS ini merupakan pertama kalinya dalam hampir lima tahun dan terjadi menjelang latihan bersama dalam unjuk kekuatan yang ditujukan ke negara tetangga Korsel yang memiliki senjata nuklir yaitu Korea Utara (Korut).

Kapal induk bertenaga nuklir USS Ronald Reagan beserta kapal-kapal pendukung dari armada penyerang Angkatan Laut AS itu berlabuh di kota pelabuhan selatan Busan, dan mereka adalah bagian dari keinginan Seoul dan Washington DC untuk memiliki lebih banyak aset strategis AS yang beroperasi di wilayah tersebut.

Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol, yang mulai menjabat pada Mei, telah berjanji untuk meningkatkan latihan militer bersama dengan AS, setelah bertahun-tahun gagal melancarkan diplomasi damai dengan Korut di bawah komando pemimpin Korsel terdahulu.

"Pengerahan kapal induk USS Ronald Reagan ke Busan menunjukkan kekuatan aliansi Korea Selatan-AS," kata seorang pejabat di Kementerian Pertahanan Korsel kepada kantor beritaAFP.

"Kunjungan ini bertujuan untuk mencegah ancaman nuklir dan misil Korut," imbuh pejabat itu.

Pyongyang sebelumnya telah melakukan uji coba senjata yang memecahkan rekor sepanjang tahun ini, dan awal bulan ini merevisi undang-undang nuklirnya dengan mengabadikan doktrin "serangan pertama" dan bersumpah untuk tidak pernah melepaskan program nuklirnya.

Latihan Bersama

Angkatan Laut AS mengatakan USS Ronald Reagan dalam kunjungan ke Korsel didampingi oleh dua kapal dari kelompok penyerangnya yaitu USS Chancellorsville, sebuah kapal penjelajah berpeluru kendali, dan USS Barry, sebuah kapal perusak berpeluru kendali.

"Semua kapal-kapal perang AS itu akan mengambil bagian dalam latihan bersama di pantai timur Korsel bulan ini," kata kantor beritaYonhap, seraya menambahkan bahwa kapal selam bertenaga nuklir USS Annapolis juga diharapkan nantinya turut berpartisipasi.

Kunjungan kapal induk itu dilakukan setelah berbulan-bulan peringatan dari pejabat Korsel dan AS bahwa pemimpin Korea Utara Kim Jong-un sedang bersiap untuk melakukan uji coba nuklir lagi.

Rezim yang terisolasi itu telah menguji senjata nuklir enam kali sejak 2006. Yang terakhir dan paling kuat pada 2017, yang diklaim Pyongyang sebagai bom hidrogen, diperkirakan menghasilkan kekuatan ledakan sebesar 250 kiloton.

Washington DC adalah sekutu keamanan utama Seoul dan AS telah menempatkan sekitar 28.500 tentara di Korsel untuk melindunginya dari Korut.

AS dan Korsel sendiri telah lama melakukan latihan bersama, yang mereka tegaskan murni defensif tetapi Korut memandangnya sebagai sebuah latihan untuk invasi.

Bulan lalu, AS dan Korsel menggelar latihan militer gabungan terbesar mereka sejak 2018, yang menandai dimulainya kembali sesi pelatihan skala besar yang telah dikurangi karena Covid-19 dan pertarungan diplomasi yang gagal dengan Pyongyang.SB/AFP/N-3

Baca Juga: