MALAGA - Felix Auger-Aliassime dan Denis Shapovalov mewujudkan mimpi masa kecil usai mencatatkan sejarah bagi Kanada dengan merebut gelar Piala Davis pertama kali. Kanada memastikan diri menjadi juara dengan mengalahkan Australia 2-0 di Malaga, Senin (28/11) dini hari WIB.

Petenis nomor enam dunia Auger-Aliassime mengalahkan Alex De Minaur 6-3, 6-4 guna memastikan Kanada meraih trofi di final dengan mengalahkan juara 28 kali Australia. Sebelumnya, Shapovalov memberi Kanada, finalis yang kalah di tangan Spanyol tahun 2019, poin pertama dengan kemenangan 6-2, 6-4 atas Thanasi Kokkinakis.

"Emosinya sulit untuk dijelaskan," ujar Auger-Aliassime yang berusia 22 tahun. "Denis dan saya tumbuh bersama memimpikan panggung seperti ini. Kami memimpikan memenangkan Piala Davis. Ini momen luar biasa untuk diri dan negara," sambungnya.

De Minaur harus mengakui kekalahan karena gagal mengonversi salah satu dari delapan break point-nya saat Australia memainkan laga final Piala Davis pertama sejak 2003. Auger-Aliassime mengandalkan servis konsistennya dengan enam ace dan permainan solid dari baseline.

Shapovalov didorong oleh keinginannya untuk meraih kemenangan di nomor tunggal pertama pekan lalu. "Dua kekalahan berat. Saya sangat senang dengan cara bermain kali ini untuk meraih kemenangan," ujar petenis berusia 23 tahun tersebut. "Hal itu membantu saya berada di final sebelumnya. Terakhir kali semuanya baru. Kami lega berada di sana dan berhasil meraih trofi," sambungnya.

Petenis Kanada peringkat 18 itu kalah dalam pertandingan semifinal melawan Italia. Dia bangkit untuk mengatasi Kokkinakis. "Sulit untuk menerima kekalahan tahun 2019. Itu perasaan kosong. Kami sangat menginginkannya kali ini," ujar Shapovalov.

Kanada telah menempuh perjalanan jauh sejak tersingkir dalam kualifikasi oleh Belanda bulan Maret lalu. Mereka kemudian diberikan wild card setelah Russia dan Belarusia dicoret. Kanada kemudian finis kedua di Grup B di belakang Spanyol. Akhirnya, menyingkirkan Jerman di perempat final (2-1) dan Italia di semifinal (2-1).

Dengan Kanada unggul 2-0 berarti pertandingan ganda terakhir tidak perlu dimainkan. "Kami telah memimpikan ini selama beberapa tahun," ujar petenis spesialis ganda berusia 32 tahun Vasek Pospisil. "Berada di sini sebagai juara dunia membuat saya tidak bisa berkata apa-apa. Orang-orang ini bukan anak-anak lagi. Kami tidak mampu memenangkan ajang ini tanpa chemistry tim yang luar biasa," sambungnya. ben/AFP/G-1

Baca Juga: