Kebutuhan akan perusahaan pemula (start up) berbasis teknologi semakim tinggi, seiring dengan meningginya digitalisasi.
JAKARTA - Perguruan tinggi diminta untuk membuka program studi yang dapat mendukung perkembangan ekonomi digital. Era revolusi industri 4.0 mendorong semakin tingginya kebutuhan terhadap sumber daya manusia (SDM) yang menguasai teknologi.
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir mengatakan, saat ini ada 3 bidang utama yang sesuai dan harus dikembangkan untuk mendukung perkembangan menuju kehidupan ekonomi digital.
Ketiga bidang tersebut adalah Big Data, Coding, dan Artificial Intelligence. "Ketiga hal ini yang justru harus banyak dijadikan sebagai program studi di perguruan tinggi, silakan dibuka," tegas Nasir di Jakarta, akhir pekan lalu.
Menurut Nasir, di era disruptif teknologi revolusi industri 4.0 telah terjadi perubahan signifikan, salah satunya dengan meningkatnya pemanfaatan teknologi di tengah masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara lebih mudah.
Untuk itu, kebutuhan akan perusahaan pemula (start up) berbasis teknologi juga semakim tinggi. "Peran start up kian dibutuhkan seiring dengan meningginya digitalisasi, jadi buatlah start up yang sesuai dengan zaman now," jelas dia.
Nasir menambahkan, sejumlah bisnis yang dijalankan secara konvensional perumahan mulai berguguran. Hal tersebut juga berdampak pada pergeseran jenis pekerjaan, dimana pekerjaan yang berhubungan dengan teknologi lebih banyak dibutuhkan.
"Buatlah start up yang diperlukan masyarakat. Contoh sudah ada transportasi online, belanja online, beli apapun sekarang online. Ayo buat yang banyak, tidak ada ruginya mencoba," seru Nasir.
Kemristekdikti, telah memiliki program hibah untuk perusahaan pemula berbasis teknologi. Menurutnya ini merupakan bagian penting untuk menghadapi era revolusi industri 4.0. "Silakan ajukan proposalnya, bila mungkin dilihat ada prospek yang bagus dari startupnya, terutama di bidang-bidang yang terkait revolusi industri 4.0. Kemenristekdikti akan siap membantu mengembangkan," ungkap Nasir.
Seperti diketahui bahwa Kemristekdikti menyiapkan anggaran sebesar 78 miliar rupiah bagi 285 pengusaha muda (start up) berbasis teknologi.
Berbasis IT
Direktur Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi, Kemristekdikti, Retno Sumekar mengatakan pemberian dana insentif tersebut dilakukan untuk mendorong tumbuhnya pengusaha pemula berbasis teknologi dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. "Pemerintah menyiapkan pembiayaan bagi 285 pengusaha pemula berbasis teknologi di tahun 2018 dengan dana insentif mencapai 78 miliar rupiah," kata Retno.
Menurutnya, ada dua program insentif bantuan pembiayaan untuk pengusaha berbasis teknologi, yakni pembiayaan PPBT (Pengusaha Pemula Berbasis Teknologi) dan pembiayaan CPPBT (Calon Pengusaha Pemula Berbasis Teknologi). Untuk PPBT diberikan kepada pengusaha yang sudah menjalankan usahanya dan perlu mengembangan lebih lanjut seperti pelatihan, pengelolaan usaha, perizinan, branding, pemasaran dan lainnya.
Sementara program CPPBT ditujukan bagi calon pengusaha yang mau memulai usahanya berbasis teknologi. Program CPPBT ini di antaranya ditujukan kepada para mahasiswa yang mau lulus dan serius ingin menekuni bidang usaha berbasis teknologi.
"Prinsipnya kalau Program PPBT ditujukan untuk pengusaha yang sudah jalan dan ingin serius lebih cepat mengembangkannya, sementara program CPPBT ditujukan untuk calon pengusaha berbasis teknologi," jelasnya.cit/E-3