Jakarta - Kampung Siaga Tuberkolusis (TBC) hingga kini menjadi ujung tombak penanganan penyakit menular, khususnya jenis itu di Jakarta Utara (Jakut).

"Kampung ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, pemahaman dan kewaspadaan warga terhadap penyakit tuberkulosis serta meningkatkan kolaborasi lintas program dan lintas sektor untuk penanggulangan," kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara dr Lysbeth Regina Pandjaitan di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan saat ini sudah ada 33 Kampung Siaga TBC di Jakarta Utara dan Wali Kota bersama Suku Dinas Kesehatan selalu melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan Kampung Siaga TBC secara berkala.

Menurut dia, indikator keberhasilan dalam Kampung Siaga TBC adalah 80 persen warga RW dilakukan pemeriksaan kesehatan, 100 persen kasus TBC yang ditemukan diobati sampai sembuh.

Melakukan investigasi kontak dengan proporsi satu kasus dengan delapan kontak, 100 persen kontak yang memenuhi syarat terdampak penyakit diberikan obat pencegahan.

Kemudian, melakukan imunisasi bacilluscalmette-guérin (BCG) 100 persen, pemeriksaan kesehatan lingkungan, pemberian bantuan gizi, adanya kelompok dukungan sedaya dan saluran telepon (hotline) konsultasi.

"Dengan adanya Kampung Siaga TBC ini penemuan kasus TBC meningkat, kesuksesan pengobatan meningkat dan pemberian terapi pencegahan juga meningkat," kata dia.

Ia berharap Kampung Siaga TBC ini membuat stigma masyarakat terhadap penyakit tuberkulosis menurun sehingga warga sadar untuk memeriksakan dirinya jika mengalami kondisi tertentu dan mendukung pengobatan pada pasien TBC.

Ia menilai dengan adanya kampung siaga ini juga dapat menurunkan penularan kasus TBC dengan meningkatnya penemuan kasus, menghindari putus pengobatan, menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat serta perbaikan gizi untuk pasien.

"Dengan adanya kampung siaga ini penemuan kasus TBC meningkat, kesuksesan pengobatan meningkat dan pemberian terapi pencegahan juga meningkat," katanya.

Ia mengatakan data hingga Oktober 2024 tercatat jumlah kasus TBC di Jakarta Utara sebanyak 8.146 kasus dan 6.845 pasien sedang menjalani pengobatan.

Berdasarkan data DinkesDKI Jakarta pada 2023 menunjukkan terdapat sebanyak 60.420 pasien TBC baru dari seluruh pasien terduga yang menjalani pemeriksaan.

Sedangkan padaJanuari-Juni 2024, temuan kasusnya sudah mencapai 30 ribu.

Artinya, terdapat 535 dari setiap 100.000 penduduk di DKI Jakarta yang menderita TBC, sementara target eliminasi TBC yang harus dicapai di 2030 adalah 65 kasus per 100.000 penduduk.

Baca Juga: