JAKARTA - Pemerintah menargetkan 90 persen dari 824 ribu kasus tuberkulosis (tuberculosis/TBC) di Indonesia dapat dideteksi. Menurut Global TB Report 2021, diperkirakan ada 824 ribu kasus TBC di Indonesia.

Tetapi pasien TBC yang berhasil ditemukan, diobati, dan dilaporkan ke dalam sistem informasi nasional hanya 393.323 (48 persen). Sisanya sekitar 52 persen kasus TBC belum ditemukan atau sudah ditemukan namun belum dilaporkan.

Untuk mendukung kemudahan dalam deteksi dan ketersediaan alat pengujian atau tes diagnostik PT Kalbe Farma Tbk ("Kalbe") melalui KalGen DNA memperkenalkan Indigen. Paket reagen (reagent kit) ini diharapkan dapat mendukung upaya pemerintah mengatasi penyakit TBC di Indonesia.

Direktur KalGen DNA Retno Ambarwati menerangkan, Indigen adalah Reagen Kit untuk pengujian atau tes diagnostik TBC dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR). Untuk membacanya dengan memanfaatkan mesin PCR yang sebelumnya digunakan untuk tes Covid-19 dan telah tersebar luas di seluruh Indonesia.

"Dengan ketersediaan tenaga ahli untuk mengoperasikan PCR, Indigen dapat diimplementasikan dengan mudah untuk memperluas jangkauan tes skrining TBC, apalagi tes ini termasuk open system bahkan yang pertama di Indonesia," kata Retno melalui siaran pers, Jumat (5/1).

Sebagai proyek percontohan (pilot project), Indigen rencananya akan dimanfaatkan pada program penemuan kasus aktif TBC di 12 kabupaten/kota yang tersebar di 7 provinsi. Ke depan, kapasitas pengujian TBC dapat ditingkatkan melalui pemanfaatan infrastruktur ex-Covid yang telah ada.

"Melalui pilot project ini diharapkan dapat mempercepat kesiapan laboratorium rujukan dalam proses implementasi program testing TBC ke depan," ucap Retno.

Corporate External Communication PT Kalbe Farma Tbk Hari Nugroho mengatakan, inovasi tes diagnostik TBC Indigen merupakan salah satu dari inisiatif berkelanjutan perusahaan yakni memberi akses kesehatan kepada masyarakat. Melalui sumber daya dan infrastruktur yang dimiliki Kalbe, perusahaan akan terus berperan dalam mendukung tujuan pembangunan nasional khususnya di bidang kesehatan.

"Kalbe berkomitmen mendukung pemerintah dalam memperbaiki layanan kesehatan di Indonesia, seperti inovasi dan penelitian alat kesehatan dalam negeri, obat bioteknologi, obat generik, termasuk nutrisi bagi pengentasan stunting di Indonesia," kata Hari.

Reagen kit Indigen telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan RI, serta memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN+BMP) sebesar 40,82 persen. Produk ini tersedia dalam kemasan siap pakai yang dilengkapi dengan reagen kit untuk proses ekstraksi DNA sehingga sampel pasien siap untuk dilakukan uji molekuler dengan PCR.

Produk Indigen yang pernah meraih penghargaan karya anak bangsa kategori industri alat kesehatan untuk produk Indigen dari Kementerian Kesehatan ini dapat mendeteksi beberapa target gen TBC. Selain itu juga mendeteksi bakteri Mycobcterium tuberculosis (MTB), Non tuberculous mycobacteria (NTM), maupun resistensi obat Isoniazid dan Rifampicin.

"Dengan deteksi bakteri maupun resistensi obat sekaligus, Indigen memungkinkan pasien mendapatkan penanganan yang sesuai sehingga hasil pengobatan lebih optimal," paparnya.

Ia menjelaskan, inovasi tes diagnostik Indigen merupakan hasil sinergi antara Academic, Business, Government dan Community (ABGC). Dalam mengembangkan Indigen, KalGen DNA melibatkan berbagai institusi.

"Institusi yang terlibat adalah Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Rumah Sakit Hasan Sadikin, Rumah Sakit Paru dr. H. A. Rotinsulu Bandung, Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Jakarta, Laboratorium Kesehatan (Labkes) Provinsi Jawa Barat, dan Laboratorium Tuberkulosis Pusat Riset RC3ID Bandung," pungkas Hari.

Baca Juga: