PONTIANAK- Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distan TPH) Kalbar, Florentinus Anum menyebutkan bahwa pada 2020 Kalbar surplus beras mencapai 57.227 ton.

"Produksi beras Kalbar periode Januari-Desember 2020 sebesar 548.184 ton dan kumulatif ketersediaan beras tahun sebelumnya sebesar 38.092 ton. Sehingga total ketersediaan beras tahun 2020 sebesar 586.276, dengan kebutuhan 529.050 ton maka terdapat surplus 57.227 ton," ujarnya di Pontianak, Selasa (12/1).

Ia menjelaskan bahwa sepanjang tahun 2020, bulan Maret tercatat panen paling besar, yakni 104.206 ton, sementara bulan November menjadi yang terendah, yakni sebesar 7.424 ton.

Menurutnya, kondisi pandemi covid-19 turut mempengaruhi produksi beras Kalbar, meski tidak terlalu signifikan. Selain itu, faktor alam juga turut mempengaruhi.

Produksi padi di Kalbar, lanjut dia, sepanjang tahun 2020 sebesar 832.348 ton gabah kering giling (GKG). Sama dengan beras, produksi pada bulan Maret, tercatat yang paling tinggi, yakni sebesar 158.224 ton GKG. Produksi padi ini, kata dia, dihasilkan dari luas panen padi sebesar 279.835 hektare.

"Luas tanam padi, pada periode musim tanam Oktober-Maret 2019/2020 sebesar 272.242 hektare, dan musim Tanam April-September 2020 sebesar 206.309 hektare," tuturnya seperti dikutip dari Antara.

Ia memaparkan bahwa apabila dilihat dari kabupaten/kota penghasil beras, Kabupaten Sambas tercatat sebagai daerah yang paling tinggi, yaitu sebesar 118.663 ton, disusul Kubu Raya 73.054 ton, dan Ketapang 67.474. Meski akumulasi produksi beras di Kalbar mengalami surplus, namun dirinya menyebut ada kabupaten/kota yang belum mampu surplus beras, atau minimal cukup memenuhi kebutuhan di daerahnya.

"Untuk itulah, kami terus mendorong pemerintah daerah untuk meningkatkan produksi beras. Produksi kita tingkatkan, begitu juga produktivitas juga penting. Sehingga Kalbar terus surplus dan aman pangan beras. Pemrov Kalbar terus berupaya akan itu," katanya.bud/E-9

Baca Juga: