Pengelolaan lahan persawahan di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dalam upaya mendukung program ketahanan pangan di Ibu Kota Nusantara (IKN).
SAMARINDA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) merekomendasikan pengelolaan lahan persawahan di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dalam upaya mendukung program ketahanan pangan di Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Hal penting dari Kadin, kami ingin keterlibatan pemerintah dalam ketahanan pangan untuk Kaltim," kata Ketua Kadin Kaltim Dayang Donna Faroek usai berdialog dengan Presiden Jokowi di Istana Garuda IKN, Selasa (30/7).
Ia mengatakan, saat ini Kaltim belum mandiri dalam ketahanan pangan, sebab pasokan bahan makanan masih harus impor dari Jawa dan Sulawesi.
Donna mendorong ketahanan pangan di Kaltim untuk merespons pertumbuhan populasi yang diperkirakan akan melesat seiring dengan pembangunan di IKN. "Saat ini saja ada 23 ribu pekerja, akan tambah ASN, tambah TNI-Polri, ini harus dipikirkan bagaimana untuk melayani pangan mereka," katanya.
Kadin Kaltim telah berkoordinasi dengan Otorita IKN untuk menawarkan lahan persawahan di Penajam Paser Utara yang sampai sekarang belum ditindaklanjuti. "Menurut data Badan Pusat Statistik, ada sekitar 13 ribu hektare yang saat ini belum ada sentuhan dari pemerintah. Harapan kami, adanya IKN karena Penajam Paser Utara irisan langsung dengan IKN, saya harap bisa ditindaklanjuti," katanya.
Dikatakan Donna, pemanfaatan lahan persawahan itu memerlukan kolaborasi yang besar, dari Kementerian PUPR untuk kebutuhan pengairan, Kementerian Pertanian untuk pasokan bibit dan pupuk, serta Pemkab sebagai pemilik lahan, dan juga masyarakat setempat.
"Sebenarnya mereka menunggu yang masuk membantu mereka. Saat ini pemerintah dari Pemprov dan Pemkab memang belum maksimal membantu para petani yang ada di Babulu Laut di PPU," katanya.
Dalam kesempatan itu, Kadin Kaltim juga meminta kepada Presiden untuk meningkatkan peran pengusaha lokal sebagai "pemain utama" dalam pembangunan IKN.
"Dari teman-teman di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia sudah banyak yang dilibatkan, dari Kamar Dagang dan Industri juga sudah menjadi salah satu sub kontraktor," katanya.
Dikatakan Donna, dari total sekitar 4.500 lebih pengusaha Kadin, sekitar 10 persen di antaranya telah terlibat dalam peran sub kontraktor alat berat di pembangunan IKN.
Para pengusaha lokal itu, kata Donna, bergerak di bidang jasa konstruksi, batubara, hingga Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Dalam pertemuannya dengan Presiden Jokowi sekitar 1 jam di Istana Garuda, Donna menyampaikan harapan agar pengusaha lokal bisa memperoleh porsi sebagai 'pemain utama' dalam pembangunan di IKN."Harapan kami bisa jadi pemain utama. Mungkin bisa diberi peluang lebih luas lagi dalam hal partisipasi kami dalam pembangunan di IKN," katanya. n Ant/S-2