JAKARTA - Rektor Universitas Airlangga (Unair), Mohammad Nasih mengatakan Vaksin Merah Putih Unair tengah menunggu izin uji klinik fase 3. Penerbitan Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik (PPUK) senediri kadi kewenangan penuh Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM).

"Unair menyerahkan sepenuhnya urusan PPUK kepada BPOM. Artinya, Unair siap melaksanakan uji klinis fase 3 kapan pun sesuai ijin dari BPOM," ujar Nasih, dalam keterangan resmi yang diterima Koran Jakarta, Minggu (12/6).

Nasih menerangkan, Vaksin Merah Putih Unair terus menunjukkan perkembangan yang positif. Setelah pada 9 Februari 2022 lalu memasuki tahap uji klinis fase 1 dan dilanjutkan dengan fase 2, tak lama lagi akan masuk pada uji klinis fase 3.

"Terkait uji klinis fase 3, Unair sangat berkomitmen tinggi mematuhi semua mekanisme dan prosedur yang ditetapkan oleh pihak berwewenang," katanya.

Lebih lanjut, Nasih menyebut, Vaksin Merah Putih Unair butuh banyak dukungan dari berbagai pihak, termasuk masyarakat Indonesia. Kebutuhan relawan untuk menjadi subyek pada fase 3 cukup banyak, mencapai sekitar 3500-4000 relawan.

Dia menjelaskan, peran serta masyarakat, terutama yang belum pernah divaksin sangat ditunggu. Sehingga, Vaksin Merah Putih Unair dapat segera dirasakan manfaatnya bagi bangsa Indonesia. "Unair berharap dapat memenuhi timeline yang dirancang, agar karya anak bangsa ini bermanfaat secara optimal untuk negara," katanya.

Nasih menyampaikan bahwa proses riset dan pengembangan Vaksin Merah Putih Unair ini sudah bekerja sama dengan berbagai pihak. Dalam hal pembiayaan untuk fase 3 juga sudah disetujui oleh Kementerian Kesehatan RI.

"Vaksin Merah Putih ini mulai A-Z-nya dikelola dan kemudian di-manage dikembangkan oleh putra putri Indonesia dan di dalam laboratorium yang ada di Indonesia. Tentu ini menjadi awal yang bagus dan sekali lagi kami sedang menunggu arahan kawan-kawan yang punya otoritas di sini yakni BPOM," tandasnya.

Sementara itu, Kepala Badan POM, Penny K. Lukito mengungkapkan, Vaksin Merah Putih kolaborasi Unair dan PT Biotis diperkirakan akan memasuki fase ketiga pada pekan kedua Juni. Adapun untuk penerbitan izin penggunaan darurat atau emergency use authorizatio (EUA) diperkirakan pada September 2022.

Dia mengatakan bahwa vaksin dengan platform inactivated virus menggunakan metode yang berbeda memasuki fase ketiga uji klinik. Menurutnya, bisa terjadi percepatan sambil memastikan aspek imunogenisitas tetap terjaga.

"Estimasinya adalah kita tunggu mudah-mudahan sekitar bulan Agustus bisa menyelesaikan fase ketiga dan emergency use authorization bisa diselesaikan pada bulan September," terangnya.

Baca Juga: