NEW YORK - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, pada Kamis (11/3) mengatakan bahwa risiko jutaan orang di seluruh dunia meninggal dunia semakin meningkat akibat kelaparan, perubahan iklim dan pandemi Covid-19.

"Tanpa tindakan segera, jutaan orang akan berada diambang kelaparan ekstrem dan kematian," kata Guterres dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB yang membahas hubungan antara pangan dan keamanan seraya menambahkan bahwa ada lebih dari 30 juta orang di lebih dari tiga lusin negara hanya selangkah lagi untuk mengumumkan deklarasi kelaparan.

"Guncangan iklim dan pandemi Covid-19 telah menambahkan bahan bakar ke dalam kobaran api. Saya punya satu pesan ringkas, jika Anda tidak memberi makan orang, Anda memberi makan konflik," kata dia.

Menurut Guterres, pada akhir 2020, lebih dari 88 juta orang menderita kelaparan akut akibat konflik dan ketidakstabilan. Dengan adanya peningkatan 20 persen dalam satu tahun, maka kondisi kelaparan pada 2021 akan semakin memburuk.

Zona berisiko tinggi negara-negara yang terancam kelaparan termasuk Sahel, Tanduk Afrika, Sudan Selatan, Yaman, dan Afghanistan.

Guterres mengatakan bahwa untuk menyelamatkan 34 juta orang di zona berisiko tinggi, PBB dan badan-badannya telah meminta mobilisasi pendanaan darurat sebesar 5,5 miliar dollar AS. Guterres mengumumkan bahwa dia akan meluncurkan satuan tugas untuk mencegah bencana dengan melibatkan Program Pangan Dunia (World Food Program/WFP) dan Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO).

Menanggapi laporan Sekjen Guterres itu, Direktur Eksekutif Oxfam International, Gabriela Bucher, mengatakan bahwa tanggung jawab sebuah negara tak berakhir hanya dengan menyumbangkan uang untuk bantuan makanan.

"Komunitas internasional yang negara-negara terkuatnya terlalu sering menyebabkan kelaparan dengan persediaan senjata yang berlimpah," ujar Bucher. "Dewan Keamanan PBB harus meningkatkan tugasnya terkait isu ini dengan terus menjamin akses kemanusiaan ke orang-orang yang kelaparan dan juga mengambil setiap kesempatan untuk menciptakan akuntabilitas yang berarti atas tindak kejahatan terkait kelaparan," pungkas dia. SB/AFP/I-1

Baca Juga: