JAKARTA - Sukses tidaknya program circular economy bukan hanya bergantung pada pemerintah, industri dan konsumen tetapi juga seberapa kuat jurnalisme memberitakan hal hal positif pada ekonomi berkelanjutan. Karena peran pers selain sebagai kontrol sosial juga berfungsi sebagai edukasi.

Peminat isu circular economy Abdul Manan mencontohkan, fakta terburuk dari sebuah fenomena sosial seperti sampah plastik memiliki dua fungsi, pertama menimbulkan shock therapy dan kedua menimbulkan rasa takut dan itu juga berarti sebuah peringatan.

"Untuk itu sebaiknya yang diangkat ialah bagaimana orang mengumpulkan sampah plastik untuk menjadi bahan baku daur ulang, bukan mengangkat fakta fakta yang buruk semua, angkat juga sisi positifnya,"ungkap Abdul yang juga seorang jurnalis senior itu dalam diskusi menyangkut peran pers dalam mendukung ekonomi berkelanjutan di Jakarta, Kamis (15/7).

Sisi positif lainnya dengan mengangkat mereka yang mengais kehidupan dari sampah plastik, kelompok yang melihat ini sebagai peluang bisnis. Ini lebih bermanfaat untuk publik.

Pemberitaan positif juga bisa dengan mengangkat stakeholder yang berperan dalam siklus sampah plastik, seperti dunia usaha pemerintah dan masyarakat.

Kontribusi pers terang Abdul dalam bentuk berinisiatif mencari solusi termasuk dalam soal sampah. Inisiatif itu bisa dari dunia usaha dan juga pemerintah melalui regulasinya.

Baca Juga: