TOKYO - Kantor berita dari Jepang, Kyodo News, pada Kamis (20/5) menulis bahwa junta yang berkuasa di Myanmar hingga saat ini telah memecat sekitar 100 diplomatnya yang ditugaskan di seluruh dunia karena mereka telah menentang terjadinya kudeta.

Laporan ini terungkap berdasarkan dokumen yang dibocorkan dan diterima Kyodo News saat kantor berita itu menulis tentang dipecatnya 2 diplomat yang ditugaskan di kantor Kedutaan Besar Myanmar di Tokyo oleh junta, karena mereka memprotes kudeta yang dilakukan militer di negaranya.

"Diplomat bernama Aung Soe Moe dan seorang diplomat junior lainnya, telah dipecat karena mereka melakukan aksi mogok," tulis Kyodo News. Kantor berita itu menulis bahwa dua diplomat itu telah meninggalkan kompleks kedutaan pada 11 Maret lalu, selang beberapa hari setelah mereka menuliskan postingan di Facebook yang isinya dukungan keduanya atas aksi protes antijunta secara damai.

"Kedua diplomat itu tak mengundurkan diri, namun status diplomatik dan paspor mereka dicabut. Kini mereka tetap tinggal di Tokyo dengan bantuan dari warga negara Myanmar lainnya," tulis Kyodo News.

"Kantor Kedutaan Besar Myanmar telah memberitahukan Kementerian Luar Negeri Jepang bahwa visa diplomatik kedua diplomatnya sudah tak berlaku lagi," ucap juru bicara pemerintah Jepang, Katsunobu Kato, pada awak media pada Kamis.

"Pihak kementerian luar negeri kita sedang mempelajari tanggapan apa yang pantas diberikan pada mereka dengan mempertimbangkan situasi di Myanmar saat ini," imbuh Kato.

Belum Terapkan Sanksi

Sejak militer menyingkirkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi pada Februari lalu, di Myanmar terjadi gelombang pembangkangan dan junta yang berkuasa telah memerangi aksi pembangkangan itu dengan tindak kekerasan berdarah.

Pemerintah Jepang sendiri telah mengkritik kudeta di Myanmar dan menyerukan agar demokrasi di negara itu dipulihkan, dan saat ini telah muncul desakan yang makin kuat terhadap Jepang untuk memberikan tanggapan yang lebih tegas bagi menyikapi krisis politik yang terjadi di Myanmar.

Pemecatan para diplomat Myanmar jadi sorotan saat para diplomat yang pro terhadap junta menguasai kantor kedutaan besar mereka di London, Inggris, pada April lalu, dan para diplomat itu tak membukakan pintu terhadap pemimpin mereka setelah Dubes Myanmar untuk Inggris menyerukan pembebasan terhadap Suu Kyi.

Diplomat Myanmar lainnya, termasuk yang ditempatkan di Perserikatan Bangsa-Bangsa dan di Berlin, Jerman, juga diancam akan dibebastugaskan atau didepak karena aksi protes mereka.

Jepang memiliki hubungan ekonomi yang kuat dengan Myanmar, begitu pula hubungan kerja sama militer bilateral pun telah terjalin cukup lama. AFP/I-1

Baca Juga: