YANGON - Serangan udara junta Myanmar terhadap pertemuan penentang pemerintahan militer menewaskan 16 orang, termasuk seorang anak-anak, dan melukai 25 orang, kata warga dan seorang anggota milisi antijunta pada Jumat (10/5).

"Para aktivis antimiliter sedang bertemu di sebuah biara Buddha di wilayah Magway ketika pesawat tersebut menyerang," kata seorang penduduk di wilayah tersebut yang mengidentifikasi dirinya sebagai Ko Lin. "Seorang anak termasuk di antara korban tewas dalam serangan Kamis (9/5) pagi di Desa Ah Kyi Pan Pa Lun di Kota Saw. Biara dihantam bom udara. Sebelas atau 12 orang terbakar," kata dia.

Dalam gambar yang diposting secaraonline, terlihat pejuang pemberontak dan warga terlihat mengumpulkan potongan tubuh di tengah asap dan puing-puing. Gambar lain menunjukkan pohon hangus, bangunan terbakar, dan lapisan seng berserakan akibat pengeboman.

Zona tengah Myanmar yang terdiri dari wilayah Sagaing, Magway, dan Mandalay, telah menjadi sarang perlawanan terhadap pemerintahan militer dari komunitas mayoritas etnis Myanmar. Aktivis prodemokrasi mengangkat senjata setelah militer menggulingkan pemerintahan terpilih pada tahun 2021, membentuk milisi yang dikenal sebagai Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF) dan bersekutu dengan kelompok pemberontak etnis minoritas yang telah berjuang untuk menentukan nasib sendiri di wilayah perbatasan selama beberapa dekade. SB/RFA/I-1

Baca Juga: