Sejumlah media melaporkan bahwa junta yang berkuasa telah melakukan serangan udara mematikan di wilayah tengah Myanmar dan serangan itu mengakibatkan puluhan orang tewas.

BANGKOK - Puluhan orang di wilayah tengah Myanmar yang dilanda kudeta, tewas dalam serangan udara pada Selasa (11/4) menurut laporan media lokal dan seorang saksi yang dihubungiAFP.

Jumlah korban tewas akibat serangan Selasa pagi di kota terpencil Kantbalu di wilayah Sagaing, masih belum jelas. Namun setidaknya ada 50 korban tewas dan puluhan lainnya luka-luka menurut laporan kantor beritaBBC Burma,The Irrawaddy, danRadio Free Asia.

Wilayah Sagaing di dekat kota terbesar kedua, Mandalay, telah memberikan perlawanan paling sengit terhadap kekuasaan militer, dengan pertempuran sengit yang terjadi di sana selama berbulan-bulan.

Klip video grafis yang beredar di media sosial yang tidak dapat diverifikasi olehAFP, - memperlihatkan mayat-mayat yang bergelimpangan di antara reruntuhan rumah.

"Kami akan menyelamatkan Anda jika kami mendengar Anda berteriak," kata seseorang dalam video tersebut. "Tolong berteriak!"

Seorang petugas penyelamat yang terhubung dengan kelompok Pasukan Pertahanan Rakyat anti-kudeta mengatakan kepadaAFPbahwa perempuan dan anak-anak termasuk di antara korban tewas.

Setelah menemukan mayat-mayat dan mengangkut para korban untuk mendapatkan perawatan medis, ia memperkirakan jumlah korban tewas bisa mencapai 100 orang.

Sebelum pesawat militer menggempur Desa Pazi Gyi dimana ada puluhan warga setempat berkumpul untuk menandai pembukaan kantor pasukan pertahanan setempat.

Kecaman NUG

Pemerintah bayangan Myanmar, Persatuan Nasional Myanmar (NUG), yang didominasi oleh mantan anggota parlemen dari partai pemimpin sipil yang digulingkan Aung San Suu Kyi, mengutuk serangan tersebut dan menyebut serangan itu sebagai tindakan keji.

"Kami ikut merasakan kesedihan yang mendalam yang dirasakan oleh keluarga-keluarga yang terkena dampak dari tragedi ini," kata mereka dalam sebuah pernyataan.

Sementara itu juru bicara Utusan Khusus PBB untuk Myanmar, Noeleen Heyzer, mengatakan bahwa berbagai lembaga sedang berusaha untuk memverifikasi laporan-laporan tersebut.

Sejauh iniAFPyang berusaha menghubungi juru bicara junta, belum mendapat tanggapan terkait informasi serangan maut ini.AFP/I-1

Baca Juga: