YANGON - Junta yang berkuasa di Myanmar pada Rabu (3/5) mengampuni lebih dari 2.000 tahanan politik untuk memperingati hari raya umat Buddha. Pembebasan ini memicu reuni yang penuh air mata di luar penjara tetapi juga menuntut agar banyak tahanan lainnya dibebaskan.

Militer telah menangkap ribuan pengunjuk rasa dan aktivis sejak kudeta Februari 2021 yang mengakhiri eksperimen demokrasi singkat Myanmar dan menjerumuskan negara ke dalam kekacauan.

"Para pengunjuk rasa dan jurnalis termasuk di antara 2.153 orang yang dibebaskan dan mereka yang dibebaskan merupakan sebagian kecil dari mereka yang menjadi sasaran penumpasan brutal dan menyeluruh oleh militer terhadap perbedaan pendapat," lapor wartawan AFP.

Menurut Phoe Thar, seorang mahasiswa yang dipenjara pada Desember 2021 karena ikut demonstrasi flash mob, masih banyak tahanan tersisa di penjara.

"Saya meminta agar orang-orang untuk tetap kuat demi para tahanan itu," kata dia kepada AFP di luar penjara Insein di Yangon.

Saat sebuah bus kuning keluar dari gerbang, beberapa orang di antara kerumunan itu mengangkat potongan kertas ke jendela, tanda bertuliskan nama kerabat mereka.

Seorang pria bersatu kembali dengan keluarganya yang menangis di luar penjara membawa bayinya ke dalam pelukannya.

Sementara Ma Ye Ye sedang menunggu untuk melihat apakah putranya, yang dipenjara pada tahun 2021, akan dibebaskan."Dia ditangkap tanpa alasan," kata dia, meminta namanya disamarkan karena takut akan pembalasan.

"Saya berharap pagi ini akan sangat baik jika putra saya dibebaskan pada hari Buddha ini," kata Ma Khin, seorang perempuan lain yang menunggu di kerumunan, yang juga meminta nama samaran.

"Saya telah menerima telepon dari kerabat saya bahwa akan ada amnesti. Saya tidak tahu apakah dia akan masuk dalam daftar (tahanan yang dibebaskan), tetapi tugas saya untuk datang dan menunggunya," imbuh dia.

Junta beralasan bahwa mereka memberikan pengampunan ini demi perdamaian rakyat dan atas dasar kemanusiaan dan menyatakan mereka yang mengulangi pelanggaran harus menjalani sisa hukuman mereka dengan hukuman tambahan.

Myanmar biasanya memberikan amnesti kepada ribuan tahanan untuk menandai hari libur nasional atau perayaan agama Buddha.

Media lokal melaporkan bahwa para tahanan juga dibebaskan dari penjara di Pyay, barat laut Yangon, dan di Myeik di ujung selatan Myanmar.

Kunjungan Menlu Tiongkok

Sementara itu pada Selasa (2/5) junta melaporkan bahwa menteri luar negeri Tiongkok telah bertemu dengan pemimpin junta Myanmar. Menlu Qin Gang sejauh ini merupakan pejabat tertinggi Tiongkok yang bertemu dengan Jenderal Senior Min Aung Hlaing sejak terjadi kudeta lebih dari dua tahun lalu.

Myanmar telah dilanda kekerasan sejak kudeta yang menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi pada Februari 2021. Sedangkan Tiongkok adalah sekutu utama dan pemasok senjata junta dan Beijing telah menolak mengecam langkah junta untuk mengambil alih kekuasaan.

"Tiongkok mendukung Myanmar di panggung internasional," kata Menlu Qin Gang kepada pemimpin junta Min Aung Hlaing. AFP/I-1

Baca Juga: