Jumlah rumah yang mengalami kerusakan akibat gempa tektonik yang terjadi di wilayah Banten terus bertambah. Pemerintah setempat terus melakukan pendataan.

PANDEGLANG - Jumlah rumah warga yang rusak akibat gempa dengan magnitudo 6,6 pada Jumat (14/1) lalu di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, bertambah menjadi 2.423 unit dari sebelumnya 2.224 unit menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

Menurut data BPBD, gempa menyebabkan 362 rumah rusak berat, 526 rumah rusak sedang, dan 1.535 rumah rusak ringan di 171 desa yang tersebar di 30 kecamatan di Kabupaten Pandeglang.

Kepala BPBD Pandeglang Girgi Jantoro di Pandeglang, Selasa (18/1), mengatakan bahwa gempa juga menyebabkan kerusakan 43 gedung sekolah, 16 puskesmas, empat kantor desa, 15 masjid, dan tiga tempat usaha.

Kerusakan rumah dan bangunan fasilitas umum terjadi di desa-desa di wilayah Kecamatan Sumur, Panimbang, Cikeusik, Cimanggu, Mandalawangi, Cibaliung, Sukaresmi, Munjul, Carita, Angsana, Pagelaran, Jiput, Saketi, Bojong, Cigeulis, Cibaliung, Banjar, Sobang, Majasari, Menes, Pulosari, Cisata,Labuan, Cibitung, Cimanuk, Cikeudal, Picung, Cipeucang, Patia, dan Kaduhejo.

Di antara rumah warga yang rusak akibat gempa ada rumah Darsih, warga Desa Kertamukti, Kecamatan Sumur.Darsih dinding rumahnya sebagian retak akibat gempa sehingga dia bersama tiga anaknya untuk sementara mengungsi di rumah kerabat.

Di Kabupaten Lebak, tercatat 274 rumah mengalami kerusakan. Kerusakan rumah antara tiga sampai 12 unit per kecamatan juga tersebar di beberapa desa, sehingga tidak perlu mendirikan pos pengungsian.

Ia mengatakan, masyarakat Kabupaten Lebak yang terdampak bencana gempa tektonik itu tersebar di 19 kecamatan antara lain Kecamatan Sobang, Cikulur, Rangkasbitung, Lebakgedong, Cigemblong, Leuwidamar, Bayah, Cibeber, Panggarangan, Bojongmanik, dan Cimarga.

Dari 19 kecamatan yang terdampak gempa itu, di antaranya yang terparah di Kecamatan Malimping, Cihara dan Lebak Gedong.

Sedangkan, kata dia, kerusakan rumah tercatat 274 unit terdiri dari 16 rumah rusak berat, 32 rumah rusak sedang dan 226 rumah dalam kategori rusak ringan.

Pemerintah Kabupaten Lebak saat ini terus memverifikasi kerusakan bangunan rumah, sarana ibadah, kantor desa hingga gedung sekolah yang terdampak gempa. "Dari hasil verifikasi itu nantinya dilaporkan kepada Bupati Itii Octavia," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama.

Bangunan yang kondisinya rusak akibat gempa bumi itu nantinya akan dibantu oleh Pemerintah Kabupaten Lebak, Pemerintah Provinsi Banten juga Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP)."Kami secepatnya membuat hasil verifikasi bangunan rumah yang mengalami kerusakan itu untuk diajukan kepada Pemerintah Daerah," katanya.

Kurangi Dampak

Sementara itu, Menteri Sosial Tri Rismaharini menekankan urgensi pelaksanaan mitigasi bencana saat meninjau lokasi terdampak Gempa Pandeglang, Banten, kemarin.

Risma menyampaikan mitigasi adalah upaya paling penting dalam mengurangi dampak bencana di kemudian hari.

"Mitigasi itu paling penting ke depannya. Di sini ada pengungsian tapi sejauh 18 km. Terus saya sampaikan kepada Bupati untuk ke bukit terdekat dan disepakati tadi," ujar Risma.

Untuk penanganan korban bencana alam di Kabupaten Pandeglang, Kementerian Sosial memberikan bantuan senilai 914.754.058 rupiahberupa paket logistik bencana, 2 unit genset, 500 paket sembako, dan paket permainan anak.

Baca Juga: