JAKARTA - Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi menyebut tingginya kontribusi sektor pertanian selama pandemi ini tak terlepas dari bertambahnya jumlah petani.

"Data internal kami ada sekitar 3- 4 juta lebih petani baru selama pandemi. Mereka berasal dari pekerja sektor lain yang di-PHK," ungkap Harvick dalam diskusi "Potensi Sektor Pertanian dalam Mencegah Krisis Ekonomi di Tengah Pandemi," di Jakarta, Kamis (29/7).

Tambahan jumlah petani itu menyebar secara sporadis ke sejumlah subsektor, seperti tanaman pangan, peternakan, dan perkebunan yang rata rata tumbuh 2 persen.

Harvick mengakui bahwa selama pandemi ini sektor pertanian menjadi tulang punggung perekonomian. Data BPS (Badan Pusat Statistik), kontribusi sektor pertanian terhadap APBN sebesar 16,4 persen.

"Kami akan terus brupaya untuk mningkatkan pemasukan bagi negara,"ungkap Wamentan Harvick.

Ekonom Senior Emil Salim meminta Kementerian Pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Soalnya pada tahun 2021 ini, nilai tukar petani (NTP) di 14 provinsi di bawah 100. Artinya, yang diterima petani lebih kecil dari yang dikeluarkan petani.

"Siapa lagi kalau bukan Kementan yang membantu petani. Kurangi hal hal yang membuat cost pertanian meningkat, soal kendala pupuk subsidi dan sebagainya yang memicu kenaikan biaya, Kementan harus atasi itu,"tegas Emil.

Dia mengatakan bahwa petani kita banyak yang tak memiliki lahan, mereka hanya menyewa lahan, sementara setiap tahun harga sewa lahan meningkat.

Pemerintah harus bikin sektor pertanian ini menaik baik bagi petani maupun bagi investor. "Jangan gara gara harga sedikit naik langsung impor. Caranya naikan lagi produksi. Paradigma kita harus diubah bukan lagi food security tetapi kedaulatan pangan,"pungkas Emil.

Baca Juga: