Jumlah korban tewas akibat gempa bumi berkekuatan 7,8 di perbatasan Turki dan Suriah pada Senin (6/2), bertambah jadi 4.000 orang.

Menurut Associated Press, pihak berwenang setempat mengkhawatirkan jumlah korban tewas akan terus meningkat seiring tim penyelamat masih berupaya mencari korban selamat di antara tumpukan reruntuhan gedung.

Gempa utama yang terjadi pada dini hari itu diikuti beberapa gempa susulan dengan kekuatan yang lebih kecil beberapa jam kemudian.

Dinas Survei Geologi AS (USGS) Mmengukur gempa hari Senin (6/2) berkekuatan 7,8, dengan kedalaman 18 kilometer. Beberapa jam kemudian, gempa berkekuatan 7,5, yang kemungkinan dipicu oleh getaran gempa pertama, melanda lebih dari 100 kilometer jauhnya.

"Gempa pertama terjadi pada pukul 04.17 (0117 GMT) pada kedalaman sekitar 18 kilometer di dekat Kota Gaziantep, Turki," lapor USGS. Sementara itu lembaga geologi Denmark mengatakan getaran dari gempa utama mencapai pantai timur Greenland, sekitar delapan menit setelah gempa melanda Turki.

Ribuan bangunan dilaporkan runtuh di wilayah luas yang terbentang dari kota Aleppo dan Hama di Suriah hingga Diyarbakir Turki, lebih dari 330 kilometer ke arah timur laut. Di Turki saja, lebih dari 5.600 bangunan hancur. Akibat gempa tersebut, puluhan ribu orang yang kehilangan tempat tinggal.

Di Suriah, gempa melanda daerah yang dikuasai pemerintah, begitu juga yang terjadi di wilayah oposisi. Di daerah yang dikuasai pemberontak, ratusan keluarga masih terperangkap di reruntuhan. Juru bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Stephane Dujarric mengatakan 224 bangunan di barat laut Suriah hancur dan sedikitnya 325 rusak.

Steven Godby, pakar bahaya alam di Nottingham Trent University, mengatakan temperatur yang sangat dingin dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan penyelamat untuk mengevakuasi korban selamat yang masih terperangkap di bawah reruntuhan bangunan. Sementara di Suriah, upaya penyelamatan kian sulit mengingat negara itu dilanda perang saudara.

Tawaran bantuan mulai dari tim SAR hingga pasokan medis serta uang mengalir dari puluhan negara, termasuk Uni Eropa dan NATO. Namun, menurut AP, sebagian besar bantuan ditujukan untuk Turki. Sementara Rusia dan Israel menjanjikan bantuan ke pemerintah Suriah, tetapi tidak jelas apakah bantuan itu akan menyasar ke wilayah yang dikuasai pemberontak atau tidak.

Menurut otoritas Turki, setidaknya 2.921 orang tewas di 10 provinsi Turki, dengan hampir 16.000 orang terluka.

Sementara jumlah korban tewas di wilayah yang dikuasai pemerintah Suriah naik menjadi 656 orang, dengan sekitar 1.400 orang terluka. Sedangkan di barat laut negara yang dikuasai pemberontak, melaporkan sedikitnya 450 orang tewas.

Baca Juga: