BEIJING - Jumlah bayi yang lahir di Tiongkok terus menyusut tahun lalu, seiring menyusutnya jumlah tenaga kerja. Partai Komunis yang berkuasa khawatir fakta ini bisa menghalangi ambisi mereka untuk meningkatkan kekayaan nasional dan pengaruh global.

"Sekitar 10,6 juta bayi lahir pada 2021, turun 12 persen dari 12 juta pada 2020. Sementara itu, total populasi mencapai 1,413 miliar pada akhir2021, meningkat 480.000 dari tahun sebelumnya," lapor Biro Statistik Nasional, Senin (17/1).

Penurunan tingkat kelahiran dapat melemahkan rencana partai yang berkuasa untuk mengembangkan teknologi dan pertumbuhan ekonomi mandiri berdasarkan belanja konsumen daripada ekspor dan investasi.

Penurunan pertumbuhan penduduk ini telah memicu peringatan bahwa Tiongkok yang output ekonomi per orang di bawah rata-rata global, mungkin akan menghadapi bom waktu demografis dan memiliki terlalu sedikit pekerja untuk mendukung jumlah orang tua yang semakin meningkat.

Para pakar demografi mengatakan persentase orang yang berada pada kelompok usia kerja terhadap populasi mungkin turun menjadi setengahnya pada 2050. Menyusutnya jumlah pekerja ini tidak sejalan dengan ambisi pemerintah Presiden Xi Jinping yang berusaha meningkatkan pengeluaran untuk militernya dan menjadikan Tiongkok pesaing global dalam mobil listrik dan teknologi-teknologi lainnya. SB/AFP/VoA/I-1

Baca Juga: