JAKARTA - Presiden terpilih Joko Widodo menyatakan sudah menyelesaikan penyusunan Kabinet Kerja periode 2019-2024. Dibandingkan sebelumnya, jumlah menteri tetap sama 34 kementerian, namun ada beberapa perubahan nomenklatur.

Jokowi menyebutkan akan ada menteri yang mengurusi investasi dan ekspor. "Di negara lain yang paling penting itu investasi dan yang mengurusi ekspor. Ini dilakukan untuk mengatasi defisit transaksi berjalan," katanya dalam pertemuan dengan para pemimpin redaksi berbagai media massa, di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (14/8).

Selain itu, pada kabinet mendatang juga akan ada penggabungan kementerian yang mengurusi komunikasi, informatika, dan ekonomi digital.

Diungkapkan, kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan dikembangkan apabila proses semua BUMN bergabung ke dalam superholding. "Tapi ini masih dipertimbangkan karena tidak sesuai zaman lagi konsep superholding seperti Temasek dan Khazanah," kata Jokowi.

Pada kesempatan itu, Jokowi mengungkapkan bakal memasang target yang berbeda kepada menteri di kabinet mendatang. Nantinya, para menteri mesti fokus mengejar dua hingga tiga poin pencapaian. "Misalnya, menteri ESDM dalam lima tahun ke depan harus menyelesaikan proyek kilang. Kabinet baru ini akan bagus dan yahud," kata dia.

Disebutkan juga dalam kabinet mendatang akan ada sosok muda yang berusia di bawah 30 tahun dan di bawah 35 tahun. Kabinet juga akan didominasi dari kalangan profesional dengan komposisi sebanyak 55 persen. "Sebanyak 45 persen merupakan usulan dari partai politik," katanya.

Kepala negara mengungkapkan bahwa penyusunan kabinet telah dibahas dengan partai politik koalisi dan akan mengumumkan dalam waktu dekat, sebelum pelantikan Jokowi dan KH Ma'ruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden pada Oktober mendatang.

Terkait menteri berusia muda, Jokowi menyatakan kriterianya mempunyai kemampuan manajerial. "Meski muda, mereka memiliki kekuatan manajerial," katanya.

Susunan kabinet di periode mendatang diharapkan mampu mencapai target yang ditentukan Jokowi. Ia menginginkan para menteri itu dapat bekerja cepat secara fokus dan terukur. Jika tak memenuhi target, Jokowi tak segan untuk melakukan reshuffle. "Kabinet yang diharapkan adalah yang bisa kerja cepat, fokus, terukur. Kalau enggak berhasil, ya di-reshuffle," ucapnya.

Di kesempatan itu, Jokowi belum mau menyebut nama maupun sosok menteri yang masuk dalam kabinet mendatang. Jokowi hanya menjelaskan kriteria serta komposisi kabinet. Satu-satunya yang dia beritahukan tentang adanya seorang mantan kepala daerah masuk dalam kabinet. "Salah satu menteri pernah menjabat sebagai kepala daerah," ujarnya. fdl/AR-2

Baca Juga: