AMMAN - Entitas penelitian independen dari Yordania, Pusat Pembelajaran Strategis Kerajaan Islam atau Royal Islamic Strategic Studies Centre (RISSC), baru-baru ini merilis 500 Tokoh Muslim Berpengaruh di Dunia. Laporan dalam buku tersebut dikeluarkan secara tahunan dalam kerjasama dengan Pusat Pangeran Al-Waleed Bin Talal untuk Pemahaman Muslim-Kristen di Universitas Georgetown di Amerika Serikat.

Sejumlah nama dari Tanah Air turut bertengger di daftar bergengsi ini, sebut saja Presiden Joko Widodo, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Megawati Soekarnoputri, hingga Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.

RISSC dalam kata pengantarnya menyebutkan, publikasi ini bertujuan untuk memastikan pengaruh yang dimiliki beberapa Muslim terhadap komunitas, atau atas nama komunitas.

"Setiap orang yang memiliki kekuatan (baik itu budaya, ideologi, keuangan, politik atau lainnya) untuk membuat perubahan yang akan memiliki dampak signifikan pada dunia Muslim atau umat Islam," katanya.

RISSC menjelaskan, pada daftar awal, terdapat 50 individu teratas diperingkat dan didaftar terlebih dahulu. Sisa 450 nama yang lain kemudian didaftar (bukan diperingkat) dalam kategori pengaruh, dengan sejumlah kecil juga dipilih untuk berada di bagian Honourable Mentions untuk menghargai kontribusi penting yang dibuat di bidang mereka.

"Pemilihan orang-orang untuk publikasi ini sama sekali tidak berarti bahwa kami mendukung pandangan mereka, melainkan kami hanya mencoba mengukur pengaruh mereka. Pengaruh tersebut bisa berupa seorang ulama yang secara langsung berbicara kepada umat Islam dan mempengaruhi keyakinan, gagasan dan perilaku mereka, atau bisa juga seorang penguasa yang membentuk faktor sosial-ekonomi di mana orang menjalani kehidupan mereka, atau seniman yang membentuk budaya populer," terangnya.

Dalam 50 Besar, tambahnya, didominasi oleh para ulama dan kepala negara. Pengaruh mereka yang dominan dan langgeng tidak dapat dipungkiri, terutama para penguasa, yang dalam banyak kasus juga menunjuk para cendekiawan agama untuk posisi mereka masing-masing.

Pengaruh terkadang dapat diukur secara kuantitatif, jumlah pengikut, jumlah buku yang ditulis, jumlah penjualan, tetapi lebih sering bukan sesuatu yang dapat diukur secara kuantitatif dan lebih terkait dengan efek kualitatif dan abadi dari pengaruh tersebut.

"Kombinasi metrik sosial, opini publik," tambahnya.

Pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM), sekaligus peneliti senior Surabaya Survey Center (SSC), Surokim Abdussalam mengatakan, nama-nama yang masuk seperti Jokowi, Megawati, Khofifah, memang sudah sewajarnya masuk dalam daftar mengingat prestasi dan kapabilitas mereka.

"Kita ikut bangga bahwa tokoh tokoh muslim berpengaruh dunia mulai banyak berasal dari Indonesia termasuk masukknya nama Pak Jokowi, Bu Megawati, hingga Mbak Khofifah. Ini menunjukkan sesungguhnya secara geopolitik dan strategik Indonesia ini memang penting bagi konstelasi peradaban dunia Islam," ujarnya lewat pesan tertulis, Rabu (2/11).

"Ke depan jumlah tokoh-tokoh pemimpin politik dari Indonesia akan terus bertambah seiring dengan peningkatan peran strategik Indonesia dalam konstelasi internasional. Sumbangan para pemimpin dan politisi muslim Indonesia untuk menginisiasi penguatan dialog antarumat beragama, bagaimana menjaga islam nusantara dengan moderasinya sy pikir dalam beberapa dekade ini banyak memengaruhi pola pandang masyarakat dunia," tutur Surokim.

Untuk nama Khofifah, tambahnya, tidak lepas dari perannya karena saat ini masih memimpin organisasi jamiyyah perempuan Muslimat Nahdlatul Ulama dengan jumlah anggota terbesar di Indonesia.

"Beliau adalah contoh politikus perempuan hebat di Indonesia. Pengakuan ini hanya penguatan saja karena memang peran leader perempuan di dunia saat ini tengah mendapat momentumnya. Hal ini akan bisa memberi penguatan untuk beliau bisa beredar lebih tinggi dalam kancah politik nasional," pungkasnya.

Baca Juga: