Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, Presidensi G20 Indonesia saat ini menjadi presidensi yang terberat dalam sejarah KTT G20. Ini dikarenakan Presidensi G20 digelar dalam situasi yang tidak biasa.
"Presidensi kali ini memang terberat dalam sejarah G20, dan Indonesia akan bekerja keras," kata Jokowi saat melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen di sela rangkaian KTT G20 Indonesia di The Apurva Kempinski Nusa Dua, Bali, dikutip dari Antara, Senin (14/11).
Jokowi mengatakan berbagai macam krisis saat ini terjadi dan terus dihadapi seluruh negara di dunia. Menurutnya satu-satunya opsi untuk menangani tantangan tersebut adalah bekerja sama.
"Saya berharap kerja sama antara Indonesia dan Uni Eropa dan ASEAN-Uni Eropa dapat terus ditingkatkan," ucapnya.
Pada hari ini Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan sejumlah kepala negara dan delegasi G20. Presiden Jokowi juga telah bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, serta Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, di lokasi yang sama.
Sebelumnya, memastikan 17 kepala negara telah mengonfirmasi kehadirannya di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Indonesia di Bali. Adapun puncak perhelatan KTT G20 akan berlangsung mulai 15-16 November 2022.
"Persiapan KTT G20, saya sudah mendapat laporan semua sudah siap, 17 kepala negara hadir," kata Jokowi dalam konferensi pers usai tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Minggu malam (13/11), dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden.
"Ini menggembirakan di masa yang sangat sulit sekarang ini," lanjutnya.