Menghidupkan ekonomi umat dinilai merupakan salah satu bentuk jihad yang sebenarnya.

JAKARTA - Jihad untuk menghidupkan serta menggerakkan ekonomi umat merupakan jihad yang sebenar-benarnya. Sebab, jihad yang baik adalah yang bermanfaat bagi orang lain.

"Menghidupkan ekonomi umat inilah jihad yang sebenarnya," kata Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko, di Jakarta, akhir pekan lalu.

Ia menyebutkan memberdayakan orang yang tidak berdaya, membantu orang-orang yang dalam kesulitan, dan mengangkat pendidikan anak-anak yang kurang mampu adalah implementasi dari makna jihad.

Seruan mantan Panglima TNI (2013-2015) ini juga dinyatakannya dalam acara peluncuran "Tebar Kado Ramadhan dan Mudikmu Aman" yang diselenggarakan Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu) di Kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Menteng Raya Jakarta, beberapa waktu lalu.

Ia meyakini bahwa setiap niat baik akan menemukan jalannya. Sebagai lembaga penyalur, Moeldoko yakin Lazismu bisa menyampaikan bantuan kepada pihak yang benar-benar membutuhkan dan juga dapat mengelolanya dengan baik. Oleh karena itu, pihaknya bersedia bergabung dan menjadi bagian dari Lazismu.

Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Muhammad Cholil Nafis, sepakat dengan seruan Muldoko. Menurutnya jihad yang baik adalah yang bermanfaat bagi orang lain. "Perang di jalan Allah juga merupakan jihad, dan Nabi telah melakukan itu. Jadi apa yang dikatakan (Moeldoko) itu sudah tepat," kata dia.

Menurutnya, menolong orang lain merupakan salah satu bentuk jihad. Ia menjelaskan bahwa jihad itu dibagi dua, ada yang untuk diri sendiri dan ada untuk orang lain, baik itu membantu secara ekonomi atau dakwah, bahkan mencari nafkah, itu juga merupakan jihad.

Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, dalam kesempatan berbeda, menjelaskan bahwa Lazismu tidak sekadar menyalurkan bantuan kepada kaum yang berhak serta layak, tapi juga memberdayakan ekonomi umat.

"Soal ekonomi umat, selain delapan golongan orang yang berhak menerima zakat kita juga menyalurkan untuk bantuan modal bagi orang kecil yang ingin usaha. Kaum marjinal juga menjadi sasaran penyaluran kita," kata Dahnil.

Oleh karena itu, sambung Dahnil, Lazismu bisa membuat para penerima bantuan naik tingkat. Tidak hanya sekadar menerima bantuan, tapi ke depannya malah mampu menjadi pemberi zakat.

"Jadi, pergerakan ekonomi masyarakat terus maju. Jika ekonomi bagus tentu baik untuk negara," pungkasnya.

Tingkatkan Kualitas Hidup

Secara terpisah, Ketua Komisi VIII DPR, Ali Taher Parasong, mengatakan Lembaga Amil Zakat sangat berpotensi berkontribusi terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat, khususnya dalam konteks ekonomi.

Politikus PAN yang memimpin Komisi Agama itu berpendapat Lembaga Amil Zakat yang dikelola oleh ormas keagamaan, seperti Muhammadiyah dan NU, bisa lebih memiliki kekuatan yang riil dibanding dengan Lembaga Zakat yang dikelola pemerintah.

"Orang merasa nyaman dengan lembaga (yang dikelola ormas keagamaan) itu, karena manajemennya tidak rumit, kemudian prosesnya mudah, akses mudah, dan fokus kepada pelayanan umat," katanya.

Oleh karena itu, dia berharap agar pemerintah dapat melakukan pengelolaan zakat seperti yang dilakukan oleh ormas keagamaan.eko/mza/Ant/E-3

Baca Juga: