BERLIN - Ratusan ribu penumpang di Jerman telantar pada hari Kamis (7/3) saat pekerja kereta api dan bandara melakukan aksi mogok kerja untuk menuntut upah yang lebih tinggi.

Jerman dilanda aksi mogok massal selama berbulan-bulan ketika para pekerja dan manajemen bergulat mengenai persyaratan di tengah tingginya inflasi dan lemahnya aktivitas bisnis.

Aksi ini telah berdampak pada sektor transportasi, supermarket, dan layanan sipil.

Pekerja kereta api memulai aksi mogoknya pada layanan angkutan barang selama 35 jam pada pukul 17.00 GMT pada hari Rabu dan pada layanan penumpang pada pukul 01.00 GMT pada Kamis pagi.

Lamanya aksi mogok ini untuk menekankan tuntutan utama serikat pengemudi kereta GDL untuk mengurangi jam kerja dalam seminggu dari 38 jam menjadi 35 jam.

Karyawan kereta api telah melakukan aksi mogok selama berbulan-bulan untuk menuntut kenaikan gaji guna membantu anggotanya mengelola biaya hidup yang lebih tinggi akibat inflasi.

Aksi yang dilakukan masinis kereta api pada bulan Januari menyebabkan gangguan perjalanan bagi ribuan penumpang selama beberapa hari.

Aksi yang lebih terbatas adalah awal dari "gelombang pemogokan", kata bos GDL Claus Weselsky minggu ini.

"Kereta api bukan lagi alat transportasi yang bisa diandalkan," kata Weselsky.

Operator kereta api Deutsche Bahn mengecam aksi tersebut, dengan mengatakan pihaknya telah memberikan konsesi sebesar kenaikan gaji sebesar 13 persen.

Sementara itu, staf darat Lufthansa akan mengadakan aksi mogok nasional mulai pukul 03.00 GMT pada hari Kamis hingga pukul 06.10 GMT pada hari Sabtu.

Staf keamanan di bandara Frankfurt dan Hamburg juga memimpin aksi mogok satu hari.

Frankfurt, pusat penerbangan terbesar di Jerman, akan mengalami "gangguan besar dan pembatalan penerbangan sepanjang hari", kata pihak bandara dalam sebuah pernyataan.

Bandara akan ditutup untuk semua penumpang keluar, katanya.

Aksi mogok massal di Lufthansa diperkirakan akan menyebabkan gangguan lebih lanjut terhadap layanan maskapai di bandara lain.

Pemogokan satu hari sebelumnya berdampak pada sekitar 100.000 penumpang, dengan antara 80 dan 90 persen penerbangan terhenti.

Perwakilan pekerja dan manajemen saling menyalahkan atas gangguan perjalanan ini.

Serikat pekerja Verdi menginginkan kenaikan gaji sebesar 12,5 persen bagi pekerja, minimal 500 euro ($542) lebih banyak sebulan.

Lufthansa telah menawarkan kenaikan gaji dalam jangka waktu lama tetapi tidak cukup untuk memenuhi tuntutan Verdi, kata serikat pekerja.

Baca Juga: