TOKYO - Jepang pada Jumat (21/5) secara resmi menyetujui penggunaan vaksin Covid-19 buatan Moderna dan AstraZeneca, namun vaksin AstraZeneca tidak akan segera digunakan karena masih ada kekhawatiran atas munculnya dampak pembekuan darah.

Keputusan itu diambil lebih dari dua bulan sebelum pelaksanaan Olimpiade yang ditunda karena munculnya pandemi, serta setelah makin meningkatnya keresahan di Jepang tentang relatif lambannya pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di negara itu.

Sebelumnya hanya vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech yang telah disetujui penggunaannya di Jepang sejak Februari lalu. Hingga saat ini tercatat hanya dua persen dari 125 juta populasi di Jepang yang telah mendapat vaksinasi secara lengkap.

"Dua vaksin tambahan telah disetujui," demikian pernyataan dari Kementerian Kesehatan Jepang.

Sementara itu seorang juru bicara otoritas di Jepang mengatakan bahwa penggunaan vaksin AstraZeneca akan terus dibahas dan dipertimbangkan sambil memantau situasi di negara lain.

Saat ini sebanyak sembilan wilayah termasuk Tokyo, dinyatakan dalam status darurat virus. Penerapan status darurat virus ini bahkan kini telah diperluas ke Okinawa di selatan Jepang.

Hanya pekerja medis dan lansia yang sejauh ini memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin. Sedangkan perluasan pemberian vaksin Covid-19 bagi warga lainnya hingga saat ini masih belum ditentukan waktunya.

Dua pusat vaksinasi massal yang dioperasikan oleh militer rencananya akan dibuka pekan depan di Tokyo dan Osaka. Dua pusat ini akan memberikan dua dosis vaksin Moderna bagi warga yang berusia di atas 65 tahun.

Hingga saat ini belum ada ketentuan kapan vaksin buatan AstraZeneca akan dipergunakan. Beberapa negara telah membatasi atau menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca karena masalah pembekuan darah, meskipun para ahli mengatakan manfaatnya lebih besar daripada risikonya.

Ketersediaan Dosis

Kepala eksekutif Moderna mengatakan kepada surat kabar Nikkei pada Jumat bahwa mereka sedang mempertimbangkan pembuatan vaksin di kawasan Asia dan mungkin pembuatannya akan dilakukan di Jepang.

Sementara itu ketua Komite Olimpiade Internasional, Thomas Bach, pekan ini mengatakan bahwa setidaknya tiga perempat atlet dan anggota tim yang tinggal di desa Olimpiade Tokyo akan divaksinasi sebelum pembukaan Olimpiade pada 23 Juli.

Penyelenggara Olimpiade bersikeras bahwa ajang olahraga bergengsi itu bisa diadakan dengan aman musim panas ini, meskipun opini publik sebagian besar tetap menentang penyelenggaraan Olimpiade karena terjadinya lonjakan infeksi virus korona di Jepang.

Sembilan wilayah termasuk Tokyo saat ini dinyatakan berada dalam status darurat virus yang berlangsung hingga 31 Mei. Namun laporan terbaru menunjukkan status darurat itu bisa diperpanjang untuk kedua kalinya.

Saat ini Jepang memiliki perjanjian dengan sejumlah perusahaan obat untuk menyediakan vaksin yang cukup bagi seluruh penduduknya, termasuk dosis vaksin Moderna untuk 25 juta orang, dosis vaksin Pfizer untuk 97 juta orang, dan dosis vaksin AstraZeneca yang cukup untuk memvaksinasi 60 juta orang. SB/AFP/I-1

Baca Juga: