TOKYO - Jepang telah mengajukan protes resmi setelah pemimpin partai oposisi Korea Selatan (Korsel) melakukan kunjungan ke pulau-pulau yang disengketakan, sehingga memicu pertikaian teritorial yang sudah berlangsung lama. Protes itu dilayangkan menjelang pertemuan puncak tiga negara dengan Tiongkok.

"Ini benar-benar tidak dapat diterima dan sangat disesalkan bahwa pemimpin partai oposisi Korsel mendarat di Takeshima meskipun Jepang berulang kali meminta untuk menahan diri," kata juru bicara pemerintah Jepang, Yoshimasa Hayashi, pada Selasa (14/5).

Sebelumnya pada Senin (13/5), mantan Menteri Kehakiman Korsel, Cho Kuk, dilaporkan telah mengunjungi pulau kecil berbatu Dokdo yang dikenal sebagai Pulau Takeshima di Jepang.

Seoul telah menguasai pulau-pulau di lepas pantai timurnya sejak tahun 1945, ketika pemerintahan kolonial Jepang di Semenanjung Korea berakhir, namun Jepang mengatakan pulau-pulau tersebut diduduki secara ilegal.

"Jepang mengajukan protes keras terhadap Korsel melalui jalur diplomatik pada Senin," kata Hayashi, mengulangi pernyataan Kementerian Luar Negeri Jepang yang dikeluarkan sebelumnya.

"Klaim Jepang atas kedaulatan Dokdo adalah penegasan bahwa kejahatan Jepang yang mengerikan pada masa perang, termasuk invasi dan perang, pembantaian dan penjarahan, penyiksaan dan pemenjaraan pejuang kemerdekaan, kerja paksa, dan mobilisasi perempuan penghibur, adalah hal yang dibenarkan," kata Cho dalam pidatonya pada Senin.

Pada Januari lalu, Seoul mengajukan protes keras atas dimasukkannya pulau-pulau yang disengketakan oleh Tokyo ke dalam peringatan tsunami yang dikeluarkan setelah gempa bumi besar mengguncang Jepang. AFP/I-1

Baca Juga: